Kembali Ke Index Video


PENTINGNYA LITERASI BAGI MASYARAKAT DALAM MENGKONSUMSI BERITA

Jumat, 9 Desember 2022 | 11:30 WIB
Dibaca: 529
PENTINGNYA LITERASI BAGI MASYARAKAT DALAM MENGKONSUMSI BERITA
DOK.ILUSTRASI ISTIMEWA KD.ID

Gunungkidul- media pastvnews.com artikel pendidikan, di era  sekarang informasi begitu pesat sehingga Teknologi Komunikasi dan informasi (TIK) bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman secera global, dengan munculnya beragam media termasuk adanya media online bisa memberikan warna dan irformasi yang  lengkap dari berbagai peristiwa.

Kemudahan serta efisiensi yang ditawarkan oleh media online tentu dalam penggunaannya menjadikan media itu menjadi wadah penyebaran informasi yang efisien dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.

Sedang Media online yang menjadi plaform mudah di akses menyajikan tidak hanya mengubah cara dalam penyampaian informasi kepada publik karena mengemas agar menjadi jauh lebih mudah dan cepat, tetapi media juga mengubah cara padang sehingga masyarakat dalam mengkonsumsi informasi dan semakin kritis dalam memilah dan memilih berita.

Banyaknya media online sebagai penyaji berita tentu ada yang baik namun juga terkadang ada yang  sulit di mengerti  sehingga berakibat, muncul banyak dampak negatif dari adanya perkembangan teknologi ini selain menyebabkan cukup banyak efek yang merugikan bagi masyarakat.

Salah satu dampak negatif  adalah maraknya hoaks yang tersebar di seluruh lapisan masyarakat Indonesia menyebabkan banyaknya kericuhan yang terjadi di sosial media. Hoax secara umum dibagi menjadi dua jenis yakni :  Misinformasi dan disinformasi. Keduanya ini  merupakan sama-sama informasi namun ada yang salah kemudian tersebar di masyarakat.

Misinformasi merupakan informasi yang salah yang disebar karena penyebarnya tidak mengetahui bahwa informasi tersebut salah, sedangkan disinformasi adalah informasi adalah informasi salah yang disebar oleh penyebarnya secara sadar dengan tujuan tertentuuntuk menyassarlawan politik atau  sasaran lainnya.

 

Dampak dari hoaks ini tentu saja juga berdampak kepada hubungan sosial antar masyarakat, serta  kehidupan ekonomi maupun politik di masyarakat tidak baik.

Penyebaran berita hoaks di media sosial  juga mampu mempengaruhi pola pikir dari masyarakat itu sendiri.

Sedang dampak negatif dari penyebaran hoaks adalah, keributan di dunia nyata, pencemaran nama baik, pertikaian antar saudara, kekerasan fisik, penculikan bahkan pembunuhan. Selain itu, dampak buruk dari berita hoax adalah pada kesehatan mental.

 

Dalam sebuah studi di University of California, San Francisco, para psikolog sepakat bahwa hoax bisa memberikan dampak buruk bagi keeehatan mental, seperti Post-Traumatic Stress Syndrome (PTSD), menimbulkan kecemasan hingga kekerasan.

Para psikolog juga menyebutkan bahwa, orang yang terpapar hoaks, atau dalam hal ini korban, pada dasarnya membutuhkan terapi, karena diselimuti kecemasan, stress dan merasa kesepian usai berita palsu atau Hoaks yang tersebar atas dirinya.

 

Kominfo menemukan setidaknya 9.546 hoaks yang tersebar di berbagai platfom media sosial internet. Data itu terangkum dalam kurun tiga tahun, dimulai dari agustus 2018 hingga awal 2022.

Dari hal ini menimbulkan fakta bahwa minat baca atau literasi di masyarakat indonesia ini masih sangat kurang, masyarakat indonesia masih banyak yang mudah termakan dan menyebar-luaskan berita yang belum tentu kebenarannya.

 

Contohnya baru-baru ini, tersebar berita tanah longsor diKabupaten Gunungkidul yang juga menjadi momok keberadaan berita hoaks. Hal itu bermula dati telah beredarnya video tanah longsor yang sebetulnya terjadi di lain daerah, namun diberikan narasi bahwa kejadian itu terjadi di Kabupaten Gunungkidul.

Tak sedikit pula masyarakat yang mendapatkan berita tersebut, langsung menyebarkan kepada orang lain tanpa mengecek terlebih dahulu kebenarannya dari sumber lain.

Hal ini dalam waku singkat telah menyebabkan kepanikan dan ketakutan bagi masyarakat. Ini merupakan salah satu bukti bahwa Misinformasi di masyarakat masih sangatlah banyak dan sulit dihindari. 

Maka dalam memahami dan mengolah informasi di media sosial  diperlukan adanya congnitive abilities (kemampuan kognitif) yang perlu untuk dimiliki oleh setiap individu.

Dalam teori Piaget, beliau berasumsi bahwa kemampuan kognitif juga dapat mengatur stimulus  tingkah  laku  seorang  manusia.  Jika  setiap manusia  memiliki  kecakapan kognitif,  maka orang  tersebut  dapat membentuk  pengetahuannya  sendiri  tentang realitas  kehidupan  di dunia.

Imbasnya, orang tersebut tidak akan mudah termakan hoaks. Terdapat tiga  tahapan dalam  melakukan pemikiran kognitif yaitu:  pembentukan  kerangka konsep  berpikir, berpikir logis, dan pengambilan keputusan.

 

Kurangnya keterampilan membaca dan menulis menyebabkan kerugian yang signifikan bagi para individu. Sebab, Literasi tidak hanya membantu untuk memperkaya kehidupan namunjuga memberikan peluang bagi individu untuk mengembangkan keterampilannya dalam mengolah informasi.

Individu dengan kemampuan Literasi yang rendah mungkin tidak bisa membaca buku, sulit untuk memahami rambu-rambu jalan, mengisi formulir, dan sebagainya di kehidupan sehari-harinya.

Kini di era yang sudah bergerak maju, di mana informasi dapat kita akses di semua platform media sosial, kita juga harus meningkatkan kemampuan Literasi untuk dapat mengakses, menganalisis, membuat, dan menggunakan media sosial dengan bijak dan sebaik-baiknya.

Dalam era digital ini, kemampuan berfikir kritis sangan diperlikan, agar kita dapat menyaring informasi yang benar dan bermanfaat. ( Up 1 ) Penulis: Arfi'ah Reihandini Jurusan Psikologi UST Yogyakarta




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi