PGRI Sleman Dukung Rencana Dibukanya Pembelajaran Tatap Muka Di Zonasi Yang Tidak Merah
Kamis, 20 Agustus 2020 | 08:12 WIBSleman Pastvnews.com PGRI Sleman mendukung rencana dibukanya pembelajaran tatap muka bagi zonasi kuning dan hijau karena dalam masa pandemi dihadapkan pada dua pilihan yang sama- sama berat.
Di satu sisi apakah kita ingin pembelajaran tidak maksimal artinya terjadi kebutuhan satu generasi di sisi lain kita menginginkan Covid segera berakhir, kata Ketua PGRI Sleman, Sudiyo, S.Ag.M.Pd Rabu, 18/8/2020.
Ia juga menyampaikan dari dua pilihan itu kami bersikap ditengah- tengahnya tatap muka tetapi tidak full sehingga terjadi jaga jarak karena yang masuk hanya separo dan yang separo di rumah.
Satu minggu kemudian satu masuk satu di rumah dan itu tidak ada istirahat sehingga tidak terjadi kerumunan, jelasnya. Dengan demikian ini tentu masuk sekolah tidak ada istirahat dan tidak ada istirahat seperti hari- hari biasa ada istirahat.
Di perjelas, bahwa pembelajaran itu tidak bisa dilakukan daring terus menerus bagaimanapun interaksi guru dengan siswa itu akan terbentuk sebuah suatu karakter yang harus menjadi tujuan utama dan ini tidak bisa di hindari karena peran guru tidak akan bisa tergantikan dengan media elektronik.
Sedang untuk jam pembelajaran mulai dari jam 07.00 WIB- jam 10.00 WIB terus pulang maka Itu masih dalam koridor standar kemampuan anak untuk konsentrasi menerima pelajaran. Kalau kita menanggapi yang sifatnya nasional. Jelasnya.
Kemudian untuk DIY bagaimanapun itu ada di pemerintah yang mengijinkan atau tidak sebab sudut pandangnya kan dari Covid- 19 itu daerah hijau, kuning, dan merah.
Di wilayah Sleman ada wilayah merah kuning kesemuanya semua itu akan ada checklistnya.
Ditambahkan pula selain karakter karena dilandasi ada beberapa mata pelajaran yang tidak mungkin lewat daring misalnya praktek
Apalagi SMA /SMK yang praktek ada elektronik, bengkel, bagunan tentu juga perlu pembimbing langsung, berbeda dengan yang SD bagaimana guru bisa mengajar baca tulis sementara hanya memberi tugas.
Tugas hanya dibebankan kepada orang tua sementara orang tua kita tau sendiri semua orang tua tidak bisa mendampingi anaknya dari pagi selain kesibukan masing masing,
Jika belajar lewat daring terus menerus maka nantinya pasti guru tersebut akan terkucil karena anaknya belum bisa baca tulis padahal sudah beberapa bulan masuk tahun pelajaran sekolah
Hambatan akan selalu menghantui karena proses belajar mengajar tidak pernah ketemu, Sementara itu dalam proses belajar di butuhkan ikatan emosional bagi guru terhadap anak didik.
Jelas yang namanya anak kecil kalau tidak ketemu dengan guru anak kecil itu mempunyai idola guru dan mereka akan mengidentifikasi dirinya pada guru tidak pernah bertemu dan ketemu.
Penekanan karakter itulah menjadi bagian dalam proses untuk mencetak kader bangsa sebab karakter itu juga sangat penting untuk di raih bagi anak didik, meskipun kini masih dalam pandemi Covid - 19, Tentu ini tetap harus diupayakan agar hasilnya baik, Pungkas Sudiyo (Maryatun).
Video Terkait
- Kampung Tangguh Nusantara Di Harapkan Terus Tumbuh dan Berkembang
- Warga Kepek Saptosari Gunungkidul Nikmati Hewan Qurban dari Shohibul Kurban
- Masa Pandemi Warga Padukuhan Gunungasem Ngoro-oro Patuk Masih Eksis Gelar Rasulan
- Masa mandemi new normal penghobi burung sudah banyak turun ke lomba
- Perundingan Bipartit PT.SRR Sementara Buntu Karyawan Minta Pesangon Normal 1, 4 Milyar ?
- Asmindo DIY Inisiasi Gelar Pameran Secara Virtual Seluruh Indonesia
- Peternak perkutut masih eksis walaupun kondisi negara di guncang virus covid 19
- Dampak Akibat Covid 19 Lama Industri Rambak Segoroyoso Terancam Bangkrut
- Relawan Bacabup Ini Kunjungi Warga Ringankan Beban
- KH Fahmi Basya 'Seluruh Dunia Menyatakan Perang Melawan Virus' Perang Dunia III
- Hampir 2 Pekan Jalan Jogja Wonosari - Patuk Gunungkidul Lengang
- Gerakan Penyemprotan Disinfektan Pemdes Terbah Patuk Libatkan Berbagai Element
- Pasangan Balon Cawub -Bacabup Ini Siap Bertarung Dikancah Pemilukada 2020
- Biawak akan serang petugas pembersih sedimen di tangkap
- Relawan "NO-TO" Lakukan Upaya Pemberantasan Covid -19
- Dwiyono Kades Terpilih Desa Kedungpoh Nglipar Menang Raih 1542 Suara
- Telaga Towati Tepus Gunungkidul Bebas Dari Polusi Udara Jahat.
- Pesona Wisata Beton Ponjong Gunungkidul
- YOGJA YOUTH FARMING" BEROPSESI JADI LABORAT PELESTARIAN ALAM
- IMOGIRI BERTEKAD LESTARIKAN SENI DAN BUDAYA WISATA
- Antisipasi kenakalan siswa SMPN 2 Jetis Bantul Jalin Komunikasi Dengan Wali Murid
- Cakades Joko Purnomo Kedungkeris Nglipar disambut meriah warga
- Bunga amarilis primadona yang bisa dikembangan diberbagai wilayah
- Angin Puting Beliung Menerjang SDN Waduk Sedikitnya 8 Rumah Warga Rusak
- Budi Oetomo Prasetyo Ponjong Gunungkidul Jabarkan Ide Nawa Karsa Manunggaling Cipta
- Jalan menuju Wisata Ke Pesisir Selatan Bantul Mulus
- Bantuan Beras Meringankan Beban Santri Dan Pengelola Ponpes
- Budi Oetomo Gunungkidul ‘Menjawab Panelis ‘Restrukturisasi Birokrasi Dan APBD Harus
- Inilah 11 Wajah Bacabup Gunungkidul 2019 Via Nasdem 'Siapakah Yang Pantas ?
- Nasdem Menjaring 11 Bacalon Bupati Gunungkidul
- Lulusan Akademi Komunitas Seni Budaya di Wisuda Sultan
- Inilah Obyek Pendidikan Semburan Air Melengkung Taman Pintar Yogya
- Zaman Kolonial Jepang Pakaian Saja Susah Baju Yang Ada Goni Seperti Ini
- Ikut Senam Sehat 2019 HUT Golkar Bantul 2 Warga Raih Sapi dan Motor
- Menikmati Semilir Angin Di Embung Merdeka Bantul'