Aliansi Warga penambang pasir kulon progo gelar kegiatan untuk permudah izin tambang pasir
Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:30 WIBKulon Progo – media pastvnews.com warta daerah Puluhan penambang pasir di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk menyuarakan kegelisahan mereka atas lambatnya proses perizinan pertambangan rakyat.
Kegiatan yang digelar di Joglo Lendah, Rabu (28/5/2025), ini juga diisi dengan pembagian sembako sebagai bentuk solidaritas antarpenambang yang telah enam bulan menganggur.Keluhan utama disampaikan Ketua Aliansi Penambang Lendah (APL)
Joko Pitoyo yang menyatakan bahwa seluruh persyaratan administrasi telah dipenuhi, namun proses perizinan masih lambat.Penambangan pasir di Sungai Progo telah menjadi sumber penghidupan warga Kulon Progo selama puluhan tahun. Namun, sejak pemerintah memperketat perizinan untuk mencegah eksploitasi berlebihan, ratusan penambang terpaksa menganggur.
Meski mereka mendukung regulasi tersebut, lambatnya birokrasi membuat kehidupan mereka semakin sulit.“Kami mendukung kebijakan pemerintah dalam penertiban Izin Pertambangan Rakyat (IPR), tapi prosesnya terlalu lama.
Satu dinas bisa berminggu-minggu, belum lagi antre di instansi lain. Akibatnya, kami tidak bisa bekerja,” ujarnya. Menurut Joko Pitoyo, nasib penambang pasir Kulon Progo masih menggantung di tengah ketidakpastian perizinan.
"Jika tidak segera ditindaklanjuti, dampaknya bukan hanya ekonomi keluarga, tetapi juga stabilitas sosial di wilayah Lendah," ungkapnya.Joko menambahkan, FGD ini digelar untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) sekaligus mendorong percepatan perizinan.
“Kami ingin aktivitas pertambangan di Sungai Progo tetap terkontrol, bukan dihentikan,” tegasnya.APL telah mengajukan sembilan permohonan izin pertambangan, namun hingga kini belum ada kepastian. Joko Pitoyo secara khusus meminta perhatian Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur DIY. “Tolong, Bapak Presiden, Bapak Gubernur, kawal proses ini.
Kami hanya ingin bekerja lagi,” pintanya. “Kami mendukung penertiban izin, tapi jangan biarkan kami kelaparan. Proses birokrasi harus dipercepat,” imbuh Joko Pitoyo.Sriyono, salah satu penambang, mengungkapkan betapa sulitnya kehidupan mereka sejak aktivitas tambang dihentikan.“Sejak kecil,
kami hidup dari menambang pasir. Sekarang terpaksa mencari rumput untuk pakan ternak atau beternak seadanya.
Hasilnya tidak seberapa,” katanya dengan nada prihatin. Banyak penambang yang kini menggantungkan hidup pada bantuan sembako dari sesama warga atau program sosial. “Kami hanya meminta kejelasan. Kalau izin tidak kunjung turun, bagaimana kami bisa makan ?” tanya Sriyono.
“Dulu hidup dari pasir, sekarang cari rumput. Ini bukan hidup, ini sekadar bertahan.” lanjut Sriyono. Tim Penambang pasir Kulon Progo mengikuti FGD sambil menerima bantuan sembako, Rabu (28/5/2025). Mereka mendesak percepatan perizinan agar bisa kembali bekerja
Berita ini mengangkat persoalan penambang pasir Kulon Progo yang terhambat birokrasi perizinan, hingga terpaksa menganggur selama enam bulan.
FGD digelar untuk mendesak percepatan izin sekaligus berbagi sembako sebagai bentuk solidaritas. TAGDIY, Yogyakarta, Kulon Progo, Lendah, APL, IPR, WPR, Tambang,
FGD digelar untuk mendesak percepatan izin sekaligus berbagi sembako sebagai bentuk solidaritas. TAGDIY, Yogyakarta, Kulon Progo, Lendah, APL, IPR, WPR, Tambang.
Dalam wawancara dengan awak media baru baru ini sebenarya warga melakukan diskusi ini sudah lama 28/5/ 2025 namun aliansi baru merilis kembali ke sejumlah media untuk mengangkatnya berkait perizinan yang di rasa warga penambang di Lendah molor sehingga kegiatan aliansi ditampil lagi 12 agustus 2025 ‘tim red

Video Terkait
- Masa Pandemi Warga Padukuhan Gunungasem Ngoro-oro Patuk Masih Eksis Gelar Rasulan
- Masa mandemi new normal penghobi burung sudah banyak turun ke lomba
- Perundingan Bipartit PT.SRR Sementara Buntu Karyawan Minta Pesangon Normal 1, 4 Milyar ?
- Asmindo DIY Inisiasi Gelar Pameran Secara Virtual Seluruh Indonesia
- Peternak perkutut masih eksis walaupun kondisi negara di guncang virus covid 19
- Dampak Akibat Covid 19 Lama Industri Rambak Segoroyoso Terancam Bangkrut
- Relawan Bacabup Ini Kunjungi Warga Ringankan Beban
- KH Fahmi Basya 'Seluruh Dunia Menyatakan Perang Melawan Virus' Perang Dunia III
- Hampir 2 Pekan Jalan Jogja Wonosari - Patuk Gunungkidul Lengang
- Gerakan Penyemprotan Disinfektan Pemdes Terbah Patuk Libatkan Berbagai Element
- Pasangan Balon Cawub -Bacabup Ini Siap Bertarung Dikancah Pemilukada 2020
- Biawak akan serang petugas pembersih sedimen di tangkap
- Relawan "NO-TO" Lakukan Upaya Pemberantasan Covid -19
- Dwiyono Kades Terpilih Desa Kedungpoh Nglipar Menang Raih 1542 Suara
- Telaga Towati Tepus Gunungkidul Bebas Dari Polusi Udara Jahat.
- Pesona Wisata Beton Ponjong Gunungkidul
- YOGJA YOUTH FARMING" BEROPSESI JADI LABORAT PELESTARIAN ALAM
- IMOGIRI BERTEKAD LESTARIKAN SENI DAN BUDAYA WISATA
- Antisipasi kenakalan siswa SMPN 2 Jetis Bantul Jalin Komunikasi Dengan Wali Murid
- Cakades Joko Purnomo Kedungkeris Nglipar disambut meriah warga
- Bunga amarilis primadona yang bisa dikembangan diberbagai wilayah
- Angin Puting Beliung Menerjang SDN Waduk Sedikitnya 8 Rumah Warga Rusak
- Budi Oetomo Prasetyo Ponjong Gunungkidul Jabarkan Ide Nawa Karsa Manunggaling Cipta
- Jalan menuju Wisata Ke Pesisir Selatan Bantul Mulus
- Bantuan Beras Meringankan Beban Santri Dan Pengelola Ponpes
- Budi Oetomo Gunungkidul ‘Menjawab Panelis ‘Restrukturisasi Birokrasi Dan APBD Harus
- Inilah 11 Wajah Bacabup Gunungkidul 2019 Via Nasdem 'Siapakah Yang Pantas ?
- Nasdem Menjaring 11 Bacalon Bupati Gunungkidul
- Lulusan Akademi Komunitas Seni Budaya di Wisuda Sultan
- Inilah Obyek Pendidikan Semburan Air Melengkung Taman Pintar Yogya
- Zaman Kolonial Jepang Pakaian Saja Susah Baju Yang Ada Goni Seperti Ini
- Ikut Senam Sehat 2019 HUT Golkar Bantul 2 Warga Raih Sapi dan Motor
- Menikmati Semilir Angin Di Embung Merdeka Bantul'