Kembali Ke Index Video


Menyayat Hati Mbok Senen Usia 125 Th Pejuang Pernah Tertembak Belanda Berjasa Terhadap RI Penghuni Komplek Tangsi Pathuk Yogya Nelongso Siapa Peduli ?

Selasa, 30 April 2024 | 14:28 WIB
Dibaca: 261
Sapto Raharjo dan Tri Harto saat dalam ruangan komplek tangsi asrama polri PatHuk yogyakarta bersma Ibu Senen

 

Yogyakarta pastvnews.com. kota madya Yogya diguncang kabar viral yakni Mbok senen 125 tahun bersama  2 putranya yang merawat masih ingin bertahan untuk menetap dikomplek tangsi asrama Pathuk.

Namun dibalik kabar yang menyedihkan ini ada hal yang patut untuk disimak sebagai bahan pendidikan dan berbakti kepada orang tua.

Ya Triharto 57 tahun dan adiknya Sapto Raharjo 53 tahun tinggal dikomplek Polri sejak orangnya menjadi pembela negara. Kedua kakak beradik ini bisa menjadi contoh dan suri tauladan yang baik sebab keduanya sangat setia untuk merawat ibunya Mbok Senen. 

Sapto Rahajo adik Triharto kesehariannya bertugas menyuapi dan menyajikan menu makan serta minum,  mengganti pakaian orang tuanya Mbok Senen tetap merasa bangga.

Pekerjaan ini dilakukan sejak bapaknya telah tiada sebagai purnawirawan polisi dan  pejuang yang dulu juga  menjadi tentara melawan belanda.

Sedang Tri Harto merupakan kakak Raharjo yang saling berbagi bertugas kemudian Tri      Harto bertugas  dalam merawat ibunya untuk mencari  penghasilan sesuap nasi untuk bertahan dalam hidup karena sebagai tulang punggung keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Keduanya merupakan insan manusia yang patut dicontoh dalam merawat orang tua. kedua pria ini juga bisa menjadi ajang instropeksi siapapun untuk berbakti ke orang tua bukan karena terpaksa.

Sebab sering kita tahu atau mendengar banyak orang tua terlantar tak terawat ditinggal putra - putrinya karena alasan sibuk dan kerja hingga sukses bergelimang harta benda samapai meraih pangkat serta kedudukan yang tinggi hingga lupa merawat orang tua yang melahirkan.

Dapat kita ketahui atas penjelasan Sapto Raharjo, bapak Tukiman ayahnya  sudah almarhum  kemudian Ibu Senen umur 125 yang masih sugeng ini keadaannya memang sudah jompo tak bisa kemana mana. mbok Senen ini bagian dari saksi sejarah dalam melawan belanda saat agresi militer dalam serangan umum 1 maret 1949 di pusat Kota Yogya ‘tandasnya.

Kakak beradik yang setia dalam suka dan duka dalam merawat  Ibu Senen atau disebut oleh media sebagai veteran perang membela negara Republik Indonesia ini memang  layak untuk mendapat perhatian.

Meskipun nasib berkata lain dimana kediaman tempat tinggalnya terkoyak akan dirobohkan untuk asrama, yang ketiganya hingga kini nasibnya kian memelas dan perlu disantuni atau dicarikan solusi tempat dan bila memungkinkan di carikan pekerjaan yang layak.

Menurut pengakuannya Triharto bahwa keluarga sebenarnya  merupakan bagian dari keluarga besar ternama selain juga sebagai bagian para pejuang serta dari kalangan keluarga pejabat dalam andil kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.

Triharto menyebut, sambil menunjukan  dokumen foto – foto seperti halnya almarhum kapolri Kunarto  kata Dia, juga pernah menjadi ketua badan pemeriksa keuangan kala itu. dan itu merupakan alur keluarga dekat dengan ibu Senen ini. kalau dirunut panjang silsilahnya, saya bisa mengurai semuanya 'kata Harto

Nah terlepas dari penjelasan atau pengakuannya, Triharto benar atau tidaknya perkataan tersebut  yang jelas tidak mungkin menyampaikan kepada pewarta jika tidak ada alurnya sehingga tim media juga masih mencoba mencari info atau menelusuri.

Dari hasil dialog secara nyata keduanya Sapto Raharjo dan Triharto menunjukan akal sehatnya karena ketika dicerca ragam pertanyaan wartawan bisa memberikan secara detail dan menguasai terkait keluarga dan lainnya dikomplek tangsi tersebut dengan demikian jiwa dan akal sehatnya menjadi bagian dari informasi yang bisa terpublikasi.

Namun yang jelas atas dasar keadaan yang dilihat tim media dilapangan berdasarkan atas kondisi kemanusiaan terutama kepada Mbah Senen, maka orang susah seperti itu sepatutnya ada yang memperhatikan untuk segera ada yang mengulurkan pertolongan  secara iklas yang Tidak perlu memandang dari mana  status sosialnya dan dari keluarga apa.

Perlu juga diingat sebagai manusia siapapun itu orangnya, suatu saat  bisa saja mengalami perubahan yang menguntungkan atau  mungkin susah.

Misal yang menjadi pejabat tidak selamanya menjabat, anak presiden, anak Dpr, anak pengusaha, anak orang kaya, orang miskin, orang pintar dan seterusnya itu merupakan dari proses kehidupan manusia di Dunia yang dijalani.

Sehingga manusia harus menyadari seseorang tidak perlu sombong, takabur atau bahkan sebenarnya memiliki anggota keluarga yang miskin atau kurang beruntung namun tidak mengakui, misalkan maka itu tak perlu dtunjukan, kemudian apabila masih dan mungkin ada yang demikian sebaiknya perlu berbenah diri, sedang yang kurang beruntung tersebut juga jangan rendah diri meratapi nasib, tetap harus semangat melakoni hidup.

Sebab mungkin itu ujian dan siapa tahu suatu saat berbalik akan ada berubah sesuai kondisi perkembangan zaman membaik, dimana dalam kehidupan dunia tidak ada jaminan, bahwa orang kaya itu terus langgeng,kemudian yang miskin terpuruk terus.

Sekali lagi jika ingin membantu jangan melihat dari status sosial, Tujuan dan niat baik  cobalah untuk dilanjutkan, Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan jalan terbaik  untuk yang anda Bantu, Selanjjutnya bagi anda yang telah membantu secara iklas tentu malaikat pencatat kebaikan akan mengikuti sesuai Amal dan budi baikmu.

Sedang mengkait pernyataan Tri Harto tersebut yang juga menjelaskan, bahwa bapak Suharto mantan Presiden RI, ibunya bernama Sukirah merupakan keponakan Ibu Senen, kemudian ibu Sukirah itu adiknya eyang putri dari ibu Senen.

kemudian Ibunya Romo Semono kanjeng ratu Hemas punya emban Rantam Sari, Ratu Hemas ibunya Romo Semono adiknya eyangnya putri Triharto bernama gusti kanjeng Ratu Wulan Kraton Kartasura.

Dan semasa kecilnya Romo Semono tersebut diasuh oleh kakeknya Triharto, bernama kyai Khasan Kesambi ulama besar tanah Jawa dari kartasura sebelum ada kasunan Surakarta dan sebelum ada kraton Yogyakarta, papar Triharto 29 April 2024 saat memberikan informasi ke wartawan media pastvnews.com.

Sementara itu sejumlah narasumber penting yang di temui awak media, namun namanya tidak mau disebut dalam pemberitaan, mengatakan sebenarnya Mbok senen 125 tahun tersebut juga merupakan bagian dari jiwa korsa para TNI dan Polri sebab  ia pernah berjuang yang membela negara.

Tentu ini pantas dicarikan solusinya, semisal andilan uang dari para orang yang memiliki jiwa korsa untuk membantu sebagai sesama manusia  dalam wujud kemanusiaan.

Sehingga mbok Senen dan anaknya terayomi. Apakah ini bagian dari keistimewaan Yogya ungkapnya bernada menyindir.

Ya semoga ada orang yang berhati lembut melihat informasi ini, terlebih anaknya telah mengurai siapa keluarganya, papar dia yang sementara tak mau disebut namanya dalam  pemberitaan. tim red




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi