Kembali Ke Index Video


Sendang Banyu Urip Saksi Sejarah Perjalanan Syiar Islam Sunan Kalijogo Jatimulyo Dlingo Bantul

Rabu, 20 September 2023 | 12:40 WIB
Dibaca: 970
Sendang Banyu Urip Saksi Sejarah Perjalanan Syiar Islam di Jatimulyo Dlingo Bantul

Bantul- Media pastvnews.com. warta sejarah dan petilasan sunan kalijogo, Sendang banyu urip merupakan tempat  bersejarah  sunan kali jogo dan sunan geseng yang berlokasi di Banyu urip di Kalurahan Jatimulyo Dlingo Bantul merupakan sendang bersejarah atau saksi perjalanan Kanjeng sunan kalijogo  saat syiar islam kala itu, sendang ini berada di atas tanah sekitar 1.565 meter metersegi.

Kesehariannya petilasan sendang urip ini di jaga atau ada juru kunci yang telah turun temurun hingga saat ini dengan kekancingan dari kraton ngayogyokarto hadiningrat.

Menurut salah satu juru kunci yang termuda yONO ketika wartawan media Pastvnews.com bersambang di lokasi  14 September 2023, Di kisahkan dalam buku yang sodorkan juru kunci ini,  kemudian dikutip wartawan pastvnews.dengan bahasa media agar mudah di cerna ,maka alkisahnhya adalah bahwa  sejarah petilasan  sendang banyu urip merupakan sumber air .

Kemudian Sendang banyu urip   terjadi berkaitan dengtan  sunan geseng yang merupakan pangeran  panggung, putra brawijaya  dari kerajaan majapahit terakhir  yang berganti nama ki Cokrojoyo yang saat itu tinggal di bedhug tanah bagelen purworejo jawa tengah.

 Yang berada dibantaran sungai  bagawanta  sebagai tukang manjat pohon aren atau sebagai penderes pohon Aren untuk membuat Gula Aren.

Nah karena geseng di anggap miskin atau di anggap terlalu miskin maka di panggil  Ki Petung mlarat. Meski demikian ki petung mlarat, justru suka bertapa, bersahaja juga memiliki budi perkerti luhur  dan memiliki ilmu kasekten.

Singkat cerita menurut sejarah yang tertulis dan menjadi cerita pertemuan, Sunan Kalijogo yang sedang berkelana dalam menyebarkan islam di jawa bagian selatan, ketemu ki petung mlarat atau tadi bernama Ki cokrojoyo yang sedang akan memanjat pohon nira /aren melafalkan ajian manjat pohon dengan mantra ‘klotang klantung   wong deres  buntute  blumbung  opo gelem opo ora. 

Dalam sekejab ki cokrojoyo bisa di atas pohon nira dan bumbungnya penuh hasil deres nira dalam waktu cepat. Maka setelahnya turun  kemudian di samperi ki Sunan kalijogo.

kemudian di tanya kenapa sampean setiap akan memanjat pohon membaca itu, tanya Sunan kalijaga maka di jawab Ki cokrojoyo atau ki mlarat . Hal ini di lakukan agar mencari upaya deres nira  dapat melimpah.

Setelah hasil deres nira maka kedua lelaki tersebut kian akrap sehingga Ki sunan di ajak dan  di beri cara membuat   gula aren. Namun keduanya adu kasekten dimana ki mlarat dengan ilmunya mengajak ki sunan ke rumahnya untuk di beri ilmu dan gula jawa.  Kemudian melihat cara tersebut maka ki sunan adu kasekten,

 Bahwa tips ki Ki petung mlarat, itu beda dengan ilmu Ki sunan sehingga di minta ki petung mlarat membuktikan ilmu yang di miliki maka ki sunan dengan memberikan  alat cetak setangkep gula aren.

Dan cetaknya di berikan ki mlarat, dengan syarat jangan di buka sebelum Dirinya ki sunan keluar dari desa bedhug . maka Ki mlarat  setelhanya membuak  barang yang di berikan oleh ki sunan dan ternyata betapa terkejutnya, ki cokrojoyo karena yang dibuka setangkep itu merupakan lempengan emas berkilauan. Sadar akan keluwihan ki sunan maka akhirnya berguru dan bersahadat masuk islam kemudian menjadi  pengikut Sunan kali jogo untuk menyebarkan islam di pulau jawa bagian selatan.

Berlanjut ki  cokrojoyo merupakan orang yang teguh dan menepati janji sehingga tatakala di minta ki sunan untuk menunggu tongkatnya di sebuah tempat pegunungan teras iring sambil bertapa maka tetap di jaga  hingga waktu yang lama.

Hingga akhirnya lama  bertapa menunggu tongkat , ki sunan kembali datang dan ternyata tempat yang dulunya untuk menjaga tongkat telah berunah menjadi semak belukar, dan saat di cari penunggu tongkat yakni ki cokrojoyo kembali ketemu, namun saat d minta untuk meninggalkan lokasi karena lokasi mau di bakar  ki mlarat atau ki cokrojoyo tidak mau pergi.

Melihat kegigihan ki mlarat tadi maka lokasi di bakar di bakar. Namun anehnya  ki cokro  setelah api menyambar kemudian padam dia tidak hilang, namun hanya terlihat hitam kena kobaran beluk asap api, sehingga disebut atau di juluki sunan geseng dari kata Kosong hitam kena belug kobaran api .

Di akhir cerita ki sunan geseng  lantas di ajak ke sebuah tempat pinggir kali oyo Jatimulyo dan Geseng di minta mandi disbuah sumber pinggir kali oyo dan ajaib setelah mandi tidak gosong atau hitam lagi,  namun bersih sehat dan terus menyebarkan ilmu islam agar manusia tetap mau bersukur terus beribadah menyembah kepada allooh Tuhan yang maka Esa. 

Di akhir certa leluhur sesuai buku yang di tulis di tentang sendang banyu  urip berkiatan dengan Sunan kali jogo dan sunan geseng yang di bakar dan di ajak mandi badannya tetap kembali bersih tersebut di kenal dengan nama SUNAN GESENG. Demikian  kisahnya semoga bermanfaat. Di tulis oleh wartawan senior  pastvnews.com (R. Rofied )    


Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi