Kembali Ke Index Video


Pejuang Mengusir Belanda Mbah Senen Usia 125 Th Penghuni Tangsi Pathuk Nelongso Siapa Peduli ?

Jumat, 26 April 2024 | 23:34 WIB
Dibaca: 606
Pejuang Mengusir Belanda Mbah Senen Usia 125 Th Penghuni Tangsi Pathuk Nelongso Siapa Peduli ?
Triharto dan Raharjo sambil mengusap air mata berlinang membasahi pipinya

Yogyakarta- Media  Pastvnews.com, lintas sosial, Asrama Polisi Pathuk kota Yogyakarta sudah banyak dikenal publik sejak zaman penjajahan hingga dimasa orde baru, bahkan dimasa sekarang hingga pasca pemilu 2024 nama tangsi komplek dan rumah anggota kepolisian Pathuk semakin viral, terlebih dilokasi tersebut akan ada proyek gedung baru yang kabarnya juga untuk asrama yang lebih modern.

Viralnya komplek asrama Pathuk Yogyakarta dalam muatan ini karena ada ibu atau nenek Tukiman /Senen yang sudah renta berumur 125 tahun, Ia mendadak viral yang hanya tergeletak menunggu untuk di evakuasi oleh tim Sar atau orang yang peduli demi kemanusiaan.

Ketika tim media ini mencoba melongok kamar beserta 2 putra dikamarnya, ternyata dalam kamarnya dalam gegelapan tanpa lampu listrik dan hanya  disinari 2 lilin yang disulut oleh kedua anaknya Tri harto ,Sapto – Raharjo untuk menerangi 2 kamarnya

Dalam uraiannya Tri Harto dan Raharjo Jumat 26 april 2024 malam dijelaskan, bahwa komplek rumahnya akan dirobohkan untuk proyek gedung baru, namun sayangnya saya dan simbok dan kakak tidak pernah mendapatkan sosialisasi adanya program, ujuk ujuk listrik juga diputus oleh pihak proyek, selain juga mendapatkan intimidasi dari oknum oknum yang sering mendatangi untuk mengusir pergi, Tri harto merasa ruangan dan orang tuanya pernah berjasa maka Tri dan ibunya belum mau pindah meski lokasi dalam program gusuran

Yang lebih nelangsa kedua pria tersebut sedang  binggung mau pindah mana karena tak memiliki rumah diluar komplek ini. apalagi keduanya juga tak memiliki penghasilan tetap kemudian diminta pindah mendadak maka sangat tidak mungkin selain simbok atau ibu sudah sepuh dengan usia 125 tahun tersebut tak bisa jalan.

Kami hanya minta keadilan dan rasa kemanusiaan saja sebab apapun si ibu dulu juga pernah berbhakti bersama bapak Tukiman yang dulu juga anggota tentara dan terakhir menjadi polisi hingga menempati tangsi Pathuk  yang sejak perang ikut berjuang mengusir penjajah belanda waktu itu kenang Raharjo

Dulu bapak Tukiman dan Senen Ibu saya inii juga berjasa dengan nagara yang saat itu ikut perang melawan penjajah belanda di serangan umum 1 maret 1949 diman saat itu dikamar bolah atau sekarang bagian dari gedung Agung Yogyakarta,

Ibu Senen  125 tahun juga sempat dadanya tertembak peluru musuh dan bekasnya masih ada sampai sekarang ‘papar  Triharto dan Raharjo sambil mengusap air mata berlinang membasahi pipinya saat di wawancarai wartawan pastvnews.com.  kami minta ada perhatian dibuatkan rumah atau apalah untuk mengatasi kerumitan ini tandas Raharjo yang juga meneteskan air matanya menunggu kepedulian pihak pemerintah dan warga kota Yogyakarta.

Melihat kasus ini media memberikan gambaran bahwa memang ketiga orang tersebut perlu bantuan sesegera mungkin di samping ibu senen juga  sudah kesulitan jalan apalagi lokasi gelap tanpa makan dan minum maka pemirsa atau siapapun jika membaca berita ini mohon atas daasar rasa kemanusian ketiga orang tersebut membutuhkan bantuan

Sementara itu Erni Rahayu dan bapak Munthoha, warga di Rt 32 blok C Rw 06 tak pernah melihat sosialisasi akan ada pembangunan, beda di blok lain sudah ada jauh hari sebelum tangsi untuk di kosongkan,

Tentu warga diminta secara mendadak untuk pindah juga kesulitan hal ini menyangkut biaya, dan lain sebagainya, Kata Erni yang Suaminya pensiun dari dinas polisi tahun lalu tersebut saat memberikan info ke awak media. Sedang bapak puji yang juga pensiunan yang juga tahun lalu berucap, saya kasihan sama keluarga Ibu senen dan Tri Raharjo, semoga dengan kehadiran wartawan ini ada yang tergugah untuk peduli mengatasi kesulitan ini.

Terlebih simbah itu rentan karena sudah usia lanjut, kalau saya sendiri  juga senasip dengan Tri Harto yang listriknya diputus secara sepihak padahal itu listrik kami yang bayar dan pasang dengan biaya sendiri.

Ketika di singgung untuk pindah,  tempat saya juga gelap dan sementara masih bertahan, jika keadaan tidak memungkinkan maka akan pulang kampung ke Toyan Wates Kulonprogo untuk merawat ibu, namun bapak Puji pensiuan Polisi Polda DIY juga binggung karena anak  anak juga sekolah di Yogya, paparnya. (M. Nur)




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi