Kembali Ke Index Video


Wadowhh 'Angka Kemiskinan Gunungkidul 21,7 % Tertinggi Se DIY 'Apa Tanggapan Wabubnya ?

Senin, 3 April 2017 | 07:45 WIB
Dibaca: 2238
Wadowhh 'Angka Kemiskinan Gunungkidul 21,7 % Tertinggi Se DIY 'Apa Tanggapan Wabubnya ?
WAKIL BUPATI GUNUNGKIDUL'GUNUNGKIDUL MASIH TERMISKIN DI DIY 21,7 PERSEN WADOHW TERTINGGI GIMAN INI

Nglipar-Pastvnews.com, Kabupaten Gunungkidul  mengalami kemajuan dalam bidang destinasi dan mendapat sorotan umum  terus membaik, namun tahun 2017 mendapat titel sebagai Kabupten yang memiliki angka kemiskian cukup tinggi yang tembus hingga angka 21,7 persen tertinggi Se DIY.

Titel yang mencengangkan tersebut lantas Wakil Bupati Gunungkidul, DR. H. Immawan Wahyudi, sejak Maret tahun 2017 yang lalu bergerilya kemudian ke desa-desa di seluruh wilayah Gunungkidul hal ini untuk mengetahui apakah data angka kemiskinan yang cukup besar dan merisaukan tersebut benar  atau tidak.

Menurut data dari Badan Pencatatan Sipil (BPS) bahwa angka kemiskinan di Gunungkidul sampai saat ini yang mencapai 21,7%. maka jelas angka tersebut menempati urutan pertama diseluruh Daerah Istimewa Yogyakarta, artinya Gunungkidul data angka kemiskinan di atas memang masih tertinggi dibanding dengan daerah-daerah yang lain diseluruh DIY.

Wabup Immawan Wahyudi, Senin, 03/04/2017 menyatakan seperti ini pada saat memberikan sambutan di Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar dalam rangka acara evaluasi perkembangan desa.

Setelah menerima laporan dari kepala BPS Gunungkidul bahwa angka kemiskinan di Gunungkidul mencapai 21,7%, Wakil bupati yang menjabat pereode ini langsung minta ijin Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos untuk mengecek ke lapangan langsung.

Saya sudah matur sama Ibu Bupati sudah dua minggu ini saya “njajah deso milangkori” untuk melakukan abdating data, karena menurut BPS para petani Gunungkidul itu miskin.

Menurut versinya BPS petani itu hanya menyimpan gabah tidak dijual, makanya tidak ada transaksi, karena tidak ada transaksi maka dianggap daya belinya rendah, karena daya belinya rendah maka disebut miskin, ”tutur Immawan.

Maka BPS menyebut angka kemiskinan mencapai angka 21,7%, dan paling tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta, jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Immawan, saya bersama Kepala Dinas Pertanian melakukan updating pertanian bersama di desa-desa. Apalagi sebenarnya masih banyak desa yang belum terdata oleh BPS tentang potensi pertanian. paling tidak satu musim itu aman, dan masih bisa menjual gabahnya,” imbuhnya.

Kalau nanti sudah aman Ia akan meminta kepada BPS untuk mengecek lagi, supaya data yang di BPS tidak berbeda dengan fakta yang dimasyarakat.

 

“Kalau sudah aman nanti saya akan memita kepada BPS untuk mengecek kembali, supaya data yang didapat tidak berbeda dengan fakta yang ada dimasyarakat,”pungkasnya. J.Narendro.




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi