Kembali Ke Index Video


Potensi kampung madu kedungpoh kian berkembang

Kamis, 28 Januari 2016 | 21:00 WIB
Dibaca: 1837
Potensi kampung madu kedungpoh kian berkembang
dok foto madu tawon

Media warta digital pastvnews.com, Seiring perkembangan jaman yang cukup modern di segala bidang, baik fisik maupun non fisik, membuat hampir semua orang  berlomba-lomba untuk mengikuti perkembangan jaman tersebut.

Tidak ketinggalan masyarakat pedesaan juga harus pintar-pintar melihat peluang, baik segi bisnis maupun dari segi peluang kerja dan peluang untuk mendapatkan penghasilan.

Seperti diunggah media Pastvnews sebelumnya, warga masyarakat kedungpoh lor, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul ini, memanfaatkan peluang usaha dengan beternak lebah madu dan lebah tawon lanceng.

Hasilnya cukup mencengangkan kita semua, “kalau madu lagi bagus musimnya, sekali panen bisa mencapai 1,5 kwintal madu per 100 kotak. Sedangkan kita mempunyai 500 kotak dalam satu kelompok, harga per kilo mencapai Rp.200.000,- tinggal menjumlahkan saja hasilnya, ungkap Wasito, ketua kelompok pengelola madu.

Sekali panen berarti bisa menghasilkan sekitar Rp.150juta/sekali panen, sedangkan dalam 1 tahun bisa panen 2 kali yang bagus, yaitu awal musim penghujan dan pada saat kembang jagung tiba.

Pembagian hasil tergantung banyak sedikitnya anggota yang memelihara lebah tersebut, kalau memelihara banyak ya tentunya hasilnya akan lebih banyak, masih kata wasito.

Wasito yang mulai usaha memelihara lebah madu dari tahun 1995 ini, mempunyai harapan supaya dari pemerintah membantu semaksimal mungkin, sehingga kampung madu yang sudah Dia rintis ini menjadi kampung madu yang berpotensi sebagai penghasil madu dan berpotensi sebagi wisata di daerahnya, sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya.

Harapan itu sudah mulai ada titik terang ketika Dinas Kehutanan, Kapedal, Bapeda, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, berkunjung ke balai Dusun Kedungpoh Lor.

Dalam pertemuan tersebut membicarakan seat plant yang akan dibangun diwilayah kampong madu, diantaranya akan membuat gedung secretariat, klinik herbal sengat lebah, gazebo, dan balai pertemuan.

Seat plant pembangunan tersebut dalam rangka  mewujudkan impian warga masyarakat kampung madu untuk dijadikan desa wisata.

Selain madu tentu ada factor pendukung yang lain, sehingga wisatawan nanti diharapkan tidak hanya menikmati satu obyek tetapi ada beberapa obyek yang bisa nikmati. Sehingga diharapkan wisatawan betah untuk berkunjung ke desa kampong madu tersebut.

Potensi yang bisa dikembangkan  produk olahan yang bahan pokoknya bisa menggunakan madu, seperti madu jahe, buah-buahan yang dicampur dengan madu dan lain-lain.

Klinik herbal sengat lebah yang rencananya akan dibuatkan gedung sendiri, karena saat ini setiap hari ada saja yang datang untuk dilakukan pengobatan dengan sengat lebah, ujar Wasito saat ditemui dirumahnya.

Dan yang melakukan saya sendiri dan semua anggota kelompok bisa melakukan pengobatan sengat lebah, karena sudah kita didik supaya menjadi tenaga trampil yang bisa menambah pengetahuan mereka sendiri.

Kami mempunyai tujuan untuk menyehatkan masyarakat dengan cara minum madu dan pengobatan tradisional sengat lebah, ujar Wasito.

Ketika ditanya sumber makanan untuk lebah-lebah tersebut, Wasito, menjelaskan, kebetulan awal-awalnya masyarakat disini tanpa ada bimbingan dan pendampingan dari pihak manapun, sudah melakukan penanaman berbagai pohon yang sekarang disebut hutan rakyat.

Hutan rakyat yang luasnya sekitar 60 hektar adalah tanah dari masyarakat itu sendiri, yang ditanami berbagai tanaman yang bisa berbunga sehingga bisa digunakan untuk sumber makanan untuk lebah-lebah tersebut, masih kata Wasito.

Karena sumber makanan untuk lebah ini penting, maka kami dengan kelompok dan masyarakat giat membuat hutan rakyat tadi, dari tahun 1995 itu kami sudah berfikir untuk membuat hutan rakyat, selain untuk menampung sumber air dan mencegah longsor juga untuk sumber makanan bagi lebah, pungkas Wasito. WJN

 

 




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi