Memprihatinkan Mbah Tunem Tinggal Di Gubuk Reot Hampir Roboh Siapa Yang Peduli ?
Selasa, 13 Desember 2016 | 09:25 WIBNglipar, (Pastvnews.com)-Mengenaskan sekali, Tunem lansia berusia hampir ratusan tahun ini hidup sebatang kara yang tinggal digubuk reot berdindingkan bambu yang sudah lapuk, berukuran 2 m x 3 m tak layak huni.
Lansia yang bertempat tinggal di Dusun Ngrandu, Rt 006/001, Kelurahan Katongan, Kecamatan Nglipar ini, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari makan dan minum hanya mengandalkan pemberian dari tetangganya. Rumah yang ia tinggali juga hasil pemberian dari tetangga, termasuk tanah hanya numpang ditanah orang yang kebetulan masih ada hubungan saudara.
Tidur bersama tumpukan perabotan dan barang-barang lain sudah menjadi hal biasa bagi Mbah Tunem yang memang dari dulu tidak berkeluarga alias sebatang kara. Saudara-saudaranyapun sudah tidak peduli dengan keadaan Tunem, sehingga hanya Edi Sutrisno,56, tetangga yang sejak dari dulu dirinya mau memberikan makan kepada Tunem.
Memang dari dulu Mbah Tunem ini ya, hanya saya yang merawat seperti memberikan makan tiap harinya,”terang Edi, Senin, 12/12/2016 siang.
Lebih lanjut Edi menceritakan kalau Tunem ini sejak saudara-saudaranya tidak mau menerima, maka lantas ditempatkan disamping rumahnya, walaupun berupa gubuk berukuran kecil. Sudah sejak lama Tunem mengalami sedikit trouma pada waktu jaman dulu karena diajak mengungsi ketika itu. Apalagi sekarang umurnya ada orang bilang sudah ratusan bahkan lebih, Sehingga pemikirannya karena sudah sepuh maka kurang begitu nyambung kalau diajak berbicara.
Awak media pastvnews.com, saat kroscek dan mendatangi rumahnya Tunem sedang tidur terlelap bersama tumpukan barang-barang perabotannya.
Pantaun wartawan pastvnews.com memang terlihat rumah yang berdinding bamboo yang terlihat kurang pantas bagi manusia dan apa adanya tersebut sungguh sangat memprihatinkan bagi yang melihatnya.
Yang lebih ngenes atau sangat memprihatinkan lagi rumah yang Dia tempati tampak reot seperti kandang kambing, pengematan media pastvnews.com, rumah yang dihuni Mbah Tunem sangat rawan dan bisa ambruk membahayakan penghuninya apabila terkena hujan deras atau angin kencang.
Ironisnya selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah, baik dari pemerintah desa maupun dari dinas social. Tunem hanya mendapatkan jatah raskin, itu pun yang membayar raskinya Edi Sutrisno selaku perawat.
Kabar beredar justru jumlah Jatah raskin yang diterima Tunem sama dengan raskin yang diterima oleh salah satu pegawai negeri.
Masak sudah jadi pegawai negeri masih mendapatkan jatah raskin info yang di dapat awak media ini dari para tetangga Tunem jatah raskin untuk pegawai negeri yang menerima raskin tersebut saat jatah turun ada yang malah di tunggu-tunggu ‘ di lain pihak juga ada yang menolak.
Edi Sutrisno kepada awak media pastvnews.com, berharap ada perhatian dari pemerintah desa ataupun dari pemerintah kabupaten, syukur-syukur ada dermawan yang mau meperhatikan.
Saya sangat berharap ada bantuan karena memang saya tidak memiliki biaya untuk membetulkan rumah Tunem
yang nyaris hampir roboh dinding bambu atau gedeknya telah di makan rayap dan tiang penyangga juga sudah doyong.
Ini juga manusia ‘ oleh sebab kata dalam pancasila , Kemanusiaan yang adil dan beradap dengan demikian
“Saya berharap ada perhatian apapun bentuk dan bantuannya syukur-syukur ada dermawan untuk merehap yang hampir ambruk ini. pungkas Edi.’ Joko Narendro
Video Terkait
- Cakra Kembang Karta Bumi Gunungkidul Sabet Juara III Piala Wakil Gubernur dan Wali Kota Yogya
- Inilah Tips Mencegahan Korupsi Di Gunungkidul
- Hari Anti Korupsi Sedunia Momen Penting Untuk Introspeksi
- Kapan Jalan Ambles Di Dusun Jono, Tancep, DPU Memperbaiki ?
- Tak Mau Bertompang Dagu Sartini Karangmojo Sukses Bersama Ibu-Ibu Menekuni Usaha Kreatif Di Lingkungan Pedesaan