Patung HB IX Di Boyong ke Dalem Kesatriyan
Rabu, 10 Februari 2016 | 19:47 WIBDibaca: 2198

Dalam perjalanan menuju keraton, sebelumnya didoakan oleh panghulu

Keberadaan patung kemudian dinaikkan ke atas truk bak terbuka dengan pengawalan dari aparat, dan masyarakat pecinta budaya yang menyaksikan. Prosesi secara adat, serupa juga dilakukan di ndalem Kasatriyan sebagaia penanda patung setengah badan berpakaian ala pejuang itu menempati di ndalem Kasatriyan.
Dalam prosesi penempatan patung Sultan HB IX, di ndalem Kasatriyan,

Keinginan untuk memindahkan sebenarnya sudah dari pesan ayahdanya sebelum wafat, karena kesibukan Sultan HB X, baru bisa telaksana sekitar enam bulan lalu ada keinginan untuk memindahkan sesuai keinginan ayahndanya. Untuk memindahkan, Sultan meminta ijin terlebih ahulu sipeilik warga, ekitar enam bulan lalu, dirinya mendaptakan kabar jika patung berada di jalan Batikan dan menempati di halaman warga. Rumah tersebut dulu pernah dijadikan tempat tinggal Rustamdji dalam menuangkan kreativitas sebagai seniman. Beberapa diantaranya, seperti seniman Edi Sunarso, Rusli perupa Widayat, Sapto Hoedojo dan masih banyak lagi seniman.
Sedangkan, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Umar Priono yang hadir dalam peresmian penempatan patung di ndalem Kasatriyan, menyatakan agar dalam pemindahan ini sebagai pelajaran bagi masyarakat bisa menghargai jasa pahlawan.
Sebagaimana diungkapkan, Umar Priono, Sosok Sultan Hamengku Buwono IX, sebagai sosok pahlawan nasional yang sudah banyak berkontribusi terhadap kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga dikenal sebagai sosok raja yang merakyat, dan pemimpin warga DIY di masa pemerintahannya.
Menurutnya, pemilihan di bangsal kasatriyan sebagai langkah yang tepat, karena lokasi tidak jauh dari obyek wsiata dan banyak dikunjungi wisatawan.
Dengan ditempatkan patung tersebut, ia berharap agar masyarakat pengunjung wisata siapa saja bisa mengenal sekaligus menauladani sosok Sultan HB IX. sant
SEKILAS RIWAYAT SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX
Sri Sultan Hameng Buwono IX, adalah putra kesembilan dari Sultan Hamengku Buwono VIII dengan istri kelimanya, RA Kustilah/KRAy Adipati Anom (RAj Kustilah). Ia dilahirkan di Yogyakarta, 12 April 1912, dengan nama Bendoro Raden Mas(BRM) Dorodjatun. Dan naik tahta pada 18 Maret 1940 wafat 2 Okober 1988 di Amaerika Serikat pada usia 76 tahun. Dibawah pimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono IX Yogyakarta banyak mengalamai perubahan. Ia dikenal sangatategas dan berani, dengan tegas menetang penjajahan Belanda. Ia dikenal seorang yang berpendirian tgas, dan selalu memperjuangkan hak-haka rakyat Yogyakarta. Hampir 4 tahu leih wakjtunya dihabiskan untuk bernegosisi. ISAN

Video Terkait
- Walhi Jambi Sayangkan Konsorsium NGO di PT ABT bagian II
- SUHARSONO BUPATI TERPILIH BANTUL ANJANGSANA DENGAN POKDARWIS PUCUNG REJO
- 160 PELANGGAR LALIN SAAT KAMPAYE DISIDANGKAN DI PENGADILAN NEGERI WONOSARI,GUNUNGKIDUL
- Inilah Pesan Detik - Detik Terakhir Para Cabup Menjelang Pilkada Gunungkidul 2015
- Bisnis Akik Menurun Mau Lirik Apalagi Yaa ?
- Kampanye Terakhir Cabup Bardi Wae ”TRI Sumono Kundur Ke Gunungkidul Dari Jakarta Dukung Bardi -Wahyu
Tidak Ada Komentar
Tinggalkan Komentar
*) Wajib Diisi