Kembali Ke Index Video


Menguak Filosofi Hidup Dalam Sebuah Wayang

Senin, 4 Mei 2015 | 21:54 WIB
Dibaca: 1735
Menguak Filosofi Hidup Dalam Sebuah Wayang
wayang di musium kekayon

Banguntapan-PASTVNEWS.COM, kali ini redaksi mengupas seputara wayang, jika Belajar filosofi hidup bersama budaya wayang.  Demikian pesan yang tertulis ketika kita memasuki museum wayang Kekayon Yogyakarta, yang berada di Jalan Yogya-Wonosari Km 7.

Mendengar nama museum wayang bagi generasi muda saat ini boleh jadi kata yang tidak menarik. Mereka pun nggak ‘ngeh’ untuk berkunjung. Karena dalam benak mereka wayang mungkin merupakan benda yang hanya bisa dilihat.

Lain halnya kalau berwisata ke pantai, di sana bisa bermain ombak dan berlarian di atas pasir.

Akan tetapi ketika kita memasuki satu demi satu ruangan serta menermati dengan teliti koleksi wayang  terpajang secara rapi maka kita baru akan tersadar. Di sini kita bisa banyak belajar tentang cerita-cerita masa lalu melalui sepenggal kisah yang terselip di setiap wayang.

Mulai dari cerita sejarah kejayaan masa  Majapahit, cerita rakyat pesisir utara hingga kisah penyebaran agama Islam maupun Nasrani yang disampaikan lewat wayang.

Di museum yang didirikan almarhum Prof  Dr dr KPH Soejono tidak hanya wayang-wayang nusantara namun juga terdapat koleksi wayang dari berbagai belahan dunia. Seperti wayang dari China, Vietnam, Thailand, India, Autria, Belanda hingga Amerika Serikat dengan pernak-pernik khas masing-masing negara asal .

Dengan koleksi wayang yang lebih dari 5.400 ini, museum wayang Kekayon merupakan  tempat kita untuk menambah pengetahuan akan dunia seni pewayangan. Sehingga  museum wayang juga merupakan tempat yang layak kita kunjungi, dijadikan pilihan wisata bersama keluarga.

Apalagi wayang merupakan warisan pusaka dunia yang telah  diakui UNESCO sebagai masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity sejak November 2003.

Pimpinan pelaksana museum wayang Kekayon, Mulyono, mengatakan museum Wayang Kekayon ini oleh almarhum Prof Dr dr KPH Soejono, didirikan  pada 1991 dengan harapan menjadi sumber pembelajaran serta bisa digunakan sebagai salah satu media pelestari budaya bangsa.

Sehingga generasi muda sekarang dapat mengenal wayang hingga suatu saat ini memiliki kepedulian untuk menjaga kelestarian wayang.

Koleksi yang dipajang selain wayang ada juga pernak-pernik wayang seperti senjata yang digunakan wayang, terutama wayang Potehi dari China yang memakai banyak senjata. Selain itu ada juga koleski topeng wayang dari berbagai daerah di Indonesia” jelas Mulyono.

Mulyono menambahkan koleksi yang terdapat di museum ini mulai wayang purwo yang pagelaran atau dipentaskan sejak abad XI hingga abad XI, ada juga wayang kreasi baru yang menceritakan kisah penjajahan serta perjuangan kemerdekaan.

Sehingga wayang-wayang yang ditampilkan merupakan tokoh-tokoh pejuang, seperti Bung Karno, Pattimura, serta para pahlawan nasional lainnya. Dan pada setiap diorama di sana dikisahkan secara berbeda, semisal wayang Bali yang bercerita Ramayana dan Mahabarata.

Sementara bila mencermati kisah yang lain, penyebaran agama di Indonesia, kita dapat melihat kisah wayang Sadat yang berisikan cerita dakwah agama Islam saat babad Demak dan Pajang, khususnya mengenai riwayat perjalanan para wali. Sedangkan kisah penyebaran agama Nasrani dengan perjanjian lama  dan perjanjian baru dikisahkan dalam wayang Golek Wahyu.

Museum Wayang Kekayon yang berdiri  tanah seluas lebih satu hektar ini cocok untuk wisata keluarga, selain karena dapat memperkenalkan warisan budaya, yakni wyang, tempatnya cukup rindang. Museum ini sendiri dibuka pada hari Senin-Sabtu dari pukul 09.00-14.00 wib namun khusus Sabtu hanya sampai Pukul 12.00 wib.

Dan tiket masuknya sebesar Rp 7.000,- untuk umum serta Rp 10.000 bagi wisatawan manca negara. Demikian di paparkan oleh mulyono saat mengakhiri perbincangan dengan pewarta media pastvnews.com,  3 mei 2015. “anjar




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi