Kembali Ke Index Video


Indonesia Berupaya Terbebas Dari DBD 'Yayasan Tahiya Aktif Melakukan Penelitian

Rabu, 12 April 2017 | 07:43 WIB
Dibaca: 1397
Indonesia  Berupaya Terbebas Dari DBD 'Yayasan Tahiya Aktif Melakukan Penelitian
YAYASAN TAHIYA PEDULI DB AKTIF LAKUKAN PENELITIAN

Media –warta digital lintas sosial lebih dari 7 tahun Yayasan Tahija melakukan penelitian yang  bergerak dalam memerangi  penyakit  demam  berdarah dengue (DBD).

Berangkat  rasa keprihatinan itulah kemudian di Jakarta, 21 Maret  1990 didirikan Yayasan  Tahija  oleh  Yulius Tahija (almarhum) dan Jean  Tahija (almarhumah) yang  dalam perkembangannya telah melakukan penelitian di seluruh Indonesia.

Yayasan Tahija merupakan organisasi nirlaba  sebagai wadah  formal  prakarsa  filantropi keluarga  Tahija yang  berkomitmen  memerangi  penyakit  demam berdarah dengue (DBD).

Hal tersebut  diungkapkan  Ketua  Pembina  yayasan filantropi Dr. Sjakon G  Tahija, putra almarhum  Julius Tahija, saat  jumpa pers yang berlangsung di kantornya yang baru, di Jalan Monjali.

Masyarakat Yogya dan sekitarnya mengenalnya  dengan penelitian  ini karena   dilakukan hampir di seluruh wilaya h Yogyakarta selama  tujuh tahun.

Di Yogya, kami  saat  sedang  melakukan penelitian  tentang  pengendalian  demam  berdarah  dengue (DBD)dengan menggunakan  bakteri  alami Wolbachia.

Selain di Indonesia,  penelitian juga dilakukan  di lima Negara, yakni  Australia, Vietnam, Brazil,  Kolombia dan India.Penelitian  di beberapa Negara, kami  didanai oleh Bill &  Melinda  Gates Foundaion(BMGF).” Ungkap putra  Julius Tahija. Untuk mengeola  Yayasan Tahija, dr. Sjakon putra  Tahija ini,  mengakui, pengelolan  Yayasan tidak sendiri, bersama  istri,  dr. Shelley.

Ketua Pengawas Yayasan  dan saudaranya,  Ir. George S Tahija, dan istri,  Laurela  C Tahija, serta  pengurus  yayasan meyakinkan yayasan berjalan  dengabaik,  dlama upaya  mewujudkan  visi dan misinya,  “mewujudkan  Indonesia  yang lebih baik, termasuk  mewujudkan  Indonesia  sehat”.

Sementara,  Prof.Adi  Utaraini sampai saat ini, sejak  penelitiaan  dimulai  2011,  penelitia  diharapkan dapat  mencapai hasil pada tahun 2019. ” Saat ini kami  sedang melakukan pelepasan  Wolbachia dengan menitipkan  ember-ember  berisi  telur nyamuk Aedes egypti ber-Wolbachia di rumah-rumah penduduk.

Tak kurang  7.300  ember mulai  kami titipkan  sejak   Maret ,” ungkap  Porf. Uut sapaan akrabnya. Ditambahkan,  bahwa pelepasan  ini merupakan yang kedua kalinya, sedangkan  ada tahap pertama, pelepasan  dilakukan  di tujuh  kelurahan yakni, Tegalrejo,  Bener, Kricak,  Karangwaru, Pakuncen, Wirobrajan, dan Patangpuluhan.

Pelepasan  Wolbachia tahap pertama  beberapa waktu lalu  sangat sukses  dan  direspon positif  oleh masyarakat,” jelas Prof. Uut.

Sedangkan ahli  serangga  EDP, Warsito Tantowijoyo,  menyampaikan ember-ember  yang dititipkan  ditujuh kelurahan  telah ditarik,  karena  persentasenya,  Walbahia, telah cukup  tinggi sehingga warga  tidak perlu dititipi ember lagi.

Warsita menyampaikan,  rasa terima kasih  kepada masyarakat Yogya yang telah   berkenaa   mengasuh  ember yang berisi telur  nyamuk itu.

Isan Riyanto

 




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi