Kembali Ke Index Video


Mentan Tahun 2016 Tidak Ada Impor Beras

Rabu, 9 Maret 2016 | 08:47 WIB
Dibaca: 1357
Mentan Tahun 2016 Tidak Ada Impor Beras
ilustrasi dok.

Media online pastvnews.com memasuki masa panen 2016 produktifitas padi meningkat sehingga beras di pasar melimpah. Oleh sebab itu di tahun ini dipastikan akan surplus. Karenanya di tahun 2016 ini tidak akan ada impor beras.

Rencana Kementerian Perdagangan untuk melakukan impor beras dari Pakistan dan India, meski dinyatakan oleh Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, sudah ada nota kesepakatan, boleh jadi hanya akan tinggal rencana. Karena Kementerian Pertanian di tahun 2016 menyatakan tidak akan melakukan impor beras, mengingat saat ini produktifitas panen cukup tinggi.

Menteri Pertanian Dr Ir H Andi Amran Sulaiman menyatakan selama kunjungannya di beberapa daerah, memasuki musim panen 2016, hampir di semua daerah mengalami peningkatan hasil panen. “Berdasarkan perhitungan,  biasanya pada bulan Januari-Februari mestinya memasuki musim paceklik.

Akan tetapi memasuki tahun 2016, hasil panen justru melimpah. Padahal belum masuk musim panen raya” tutur Andi Amran di bulak Polaman Argerejo Sedayu Bantul saat melakukan panen perdana.

 Di samping melakukan panen, dalam kesempatan tersebut Andi Amran juga menyerahkan bantuan alsintan. Antara lain dua unit, di mana salah satunya combine harvester dari CV KHS Yogyakarta dan satu combine harvester yangh dibelinya atas uang pribadi. Alsintan lainnya yakni dua buah hand traktor, satu diberikan kepada petani Polaman dan satu unit diberikan kepada anggota Babinsa Kodim 0729 Bantul.

Mentan menambahkan produksi padi di Indonesia saat ini bisa dikata mengalami peningkatan meskipun di tahun kemarin (2015), Indonesia dilanda fenomena iklim El Nino. Bahkan dalam angka sementara kenaikan produktifitas beras saat ini menyentuh angka 6 persen. Fakta lainnya, di beberapa daerah beras membanjiri pasar.”Beras di pasaran melimpah meski kemarin ada fenomena alam El Nino. Januari- Februari yang biasanya harga naik pada kisaran 30 persen akan tetapi saat justru mengalami penurunan harga antara 20-30 perseny” sebut Mentan.

Lebih jauh Andi Amran mneguraikan jika dibandingkan intensitas El Nino 1997 sebesar 1,9 persen, yang menyebabkan Indonesia harus impor beras sebanyak 7,1 juta ton, dimana saat itu penduduk Indonesia sebanyak 202 juta jiwa.

Sedangkan pada tahun 2015 saat intesitas El Nino meningkat 2,4 persen, kuota impor beras hanya 1,5 juta ton.”Kalau kita interpelasikan dengan jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa, kita seharusnya impor beras sebanyak 10 juta ton” imbuhnya.

Pada panen perdana pekan lalu, di lahan padi yang berada di wilayah Sedayu seluas 36 hektare, produksi gadah yang dihasilkan 86 ton per hektare. Bupati Bantul, Drs Suharsono mengatakan luas lahan pertanian di Bantul lebih dari 15.000 hektare.

 

 

Guna mewujudkan kedaulatan pangan purnawirawan Kepolisian Banten ini akan berkomitmen menjaga lahan hijau lantaran sektor pertanian merupakan salah satu pendukung ekonomi utama di Bantul.

“Saya juga berjanji akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani, seperti  janji kampanye saya dulu dengan memenuhi sarana dan prasarana pertanian.

Saya juga akan melindungi petani dengan mempertahankan laha hijau agar terhindar dari pemgembangan pembangunan perumahan” tambah ayah dua putra ini.




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi