Kembali Ke Index Video


Prihatin Gunungkidul Banyak Telan Kasus Tengik dan Persalinan Remaja 'Data Th 2014-2015 ada 712 kasus

Rabu, 9 Maret 2016 | 22:21 WIB
Dibaca: 1776
Prihatin Gunungkidul Banyak Telan Kasus Tengik dan Persalinan Remaja  'Data Th 2014-2015 ada 712 kasus
demo aspirasi gunungkidul marak tengik meteng singik (hamil sebelum nikah)

Gunungkidul-media PASTVNEWS.COM, Gabungan puluhan lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan beberapa  aktivis perempuan dan anak, Selasa,08/03/2016, turun ke jalan dititik 0 kota Wonosari dan langsung mendesak aparat setempat untuk aktif melindungi anak dari bahaya perkosaan.

Para aktifis merasa prihatin karena akhir-akhir ini maraknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak, yang membuat miris para orang tua.

Menurut cacatan press rilis yang disampaikan kepada beberapa media, ada beberapa hal yang disampaikan.

Diantaranya, maraknya kasus persalinan remaja yang cukup tinggi, tahun 2014 ada 372 kasus persalinan anak remaja, tahun 2015 sampai bulan Oktober mencapai angka 340 kasus dan selama 2 tahun sebnayk 712 kasus hal ini cukup membuat prihatin banyak kalangan dan orang tua.

Sementara dispensasi kawin yang dikeluarkan oleh pengadilan Agama Wonosari, dari tahun 2012 tercatat ada 172,  tahun 2013 ada 161 perkara, tahun 2014 tercatat ada 146 perkara, dan tahun 2015 ada 109 perkara.

Dan rata-rata dispensasi itu berikan oleh pengadilan Agama Wonosari, karena kasus hamil diluar nikah.

Masih menurut catatan para aktivis, kekerasan seksual di Kabupaten Gunungkidul setiap tahun meningkat tajam, tahun 2014 ada 11 kasus, tahun 2015 terdapat 15 kasus kekerasan seksual.

Dan rata-rata menimpa dikalangan remaja dan anak-anak, antara usia 8 – 17 tahun.

Permintaan para aktifis supaya ada komitmen dan peran serta orang tua, guru dan masyarakat dalam mencegah kehamilan dan kekerasan seksual terhadap anak.

Mereka juga tidak ingin anak-anak Gunungkidul sebagai penerus bangsa menjadi korban kehamilan dan kekerasan seksual akibatg dari egoisnya orang tua, lemahnya fungsi pendidik, abainya tanggungjawab masyarakat.

Para aktifis juga menyoroti lemahnya control anggota dewan dalam menyikapi masalah kekerasan seksual terhadap anak.

Peryataan sikap para pendemo dalam orasi damainya mengajak supaya para orang tua lebih peduli dalam mengasuh dan mendidik anak, terhadap pencegahan kekerasan terhadap anak.

Juga mengajak seluruh lapisan dan elemen masyarakat untuk bisa ikut peran aktif dalam memerangi kekerasan seksual terhadap anak-anak di Gunungkidul, khususnya.

Pemerintah juga harus peduli dengan memaksimalkan implementasi Perda No. 25/2012 tentang perlindungan perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

Termasuk DPRD Gunungkidul diminta agar bersikap atas maraknya kasus kehamilan dan kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di Wilayah Gunungkidul. WJN




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi