Peraih lomba Lomba Geguritan Tingkat DIY
Kamis, 3 Oktober 2013 | 08:31 WIB
Pastvnews.com, bagi kalangan muda bahasa jawa saat ini menjadi bahasa yang kurang familier,karena mereka akan lebih suka mengunakan bahasa asing (bahasa Inggris) yang dianggapnya lebih bergengsi.
Sedangkan berbahasa jawa dianggapnya kurang bisa mengikuti perkembangan jaman, apalagi mendalami sastra jawa. Bagi kalangan muda terkesan tidak memberi kepuasan. Lain halnya bila mendalam sastra yang lain.
Sastra jawa yang memiliki filosofi yang tinggi serta adanya nasehatnya dari para orangtua, oleh generasai muda sekarang perlahan tapi pasti banyak yang mulai meninggalkan. Mereka bisa di bilang mencintai karya sastra dari Negara lain. Baik itu puisi, novel atau yang lainnya, yang dianggapnya dapat meningkatkan gengsi dirinya.
Berangkat dari keprihatinan tersebut dengan dilandasi tekat yang tinggi guna melestarikan seni sastra jawa, sekelompok pemuda Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas Pendopo menyelenggarakan lomba geguritan serta ngripto (mengarang) bagi kalangan remaja dan pemuda tingkat DIY, di pendopo Tamansiswa.
Sekretaris panitya lomba geguritan, Oni Wantara mengungkapkan tujuan lomba geguritan ini guna melestarikan seni sastra jawa serta menanamkan rasa cinta generasi muda terhadap seni sastra jawa. Dimana saat ini rasa memiliki sastra jawa kalangan muda telah mulai luntur.
Dalam lomba geguritan ini, sambung pemuda yang pernah mendapatkan penghargaan Aditya karyamahatvayohda 2012 serta rangking 6 KBN Nasional 1999, diikuti 70 peserta. Dimana target awal hanya 50 peserta. Sedangkan ngripto (ngarang) diikuti 25 peserta, dengan usia antara 13-21 tahun.
Ditambahkan Oni, lomba ini merupakan tahun ke 2 dengan mengambil tema Tamansiswa Di Mata Saya. Dan para juara nantinya setiap pemenang akan mendapatkan uang pembinaan.
Untuk juara 1 akan mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 700.00,-. Sedangkan juara 2 berhak uang pembinaan sebanyak Rp 500,00,- dan juara 3 mendapatkan Rp 300.00,- pada masing-masing kategori lomba. Selain itu juga akan diambil juara harapan 1,2 dan 3, yang mana masing-masing mendapatkan uang tunai sebesar Rp.100.00,-.
“Selain uang pembinaan kepada para juara juga memperoleh trofi dari walikota untuk kategori geguritan. Sedangkan kategori ngripto memperebutkan trofi dari Gusti Pembayun. Panitya juga akan memilih juara favorit di mana hadiahnya akan diserahkan saat festival dolanan anak” tutur Oni.
Lebih jauh mantan ketua Karang Taruna ini menjelaskan ke depan kegiatan semacam ini akan diadakan secara rutin setiap tahun. Mengingat jumlah peserta yang tinggi sehingga dalam lomba tahun ke 2 ini panitya terpaksa menolaknya.
Adapun juara lomba geguritan tahun 2013 ini, juara 1 berhasil direbut Nimas Arum Saraswati dengan poin 540. Juara 2 disabet Laurensia Frida Alfiani dengan poin 536 dan juara 3 dengan poin 530 atas nama Axel Rizky Herdana.
Sementara itu juara harap I diperoleh Elisabeth Cahyaningtyas dengan nilai 490, harapan II di duduki Bella Avysta N dengan poin 470. Sedangkan untuk harapan III, yakni Kandida Eva Shangrila dengan poin 461.
“Ke depan kita juga akan mengadakan kegiatan rutin geguritan yang melibatkan semua kalangan. Dan bila memungkinkan digelar secara besar” tutupnya.anjar
