Kembali Ke Index Video


Hut 57 Gerakan siswa Nasional Meneguhkan kembali nilai nilai pancasila di kalangan pemimpin bangsa

Selasa, 26 Januari 2016 | 17:04 WIB
Dibaca: 1485
Hut 57  Gerakan siswa Nasional Meneguhkan kembali nilai nilai pancasila  di kalangan pemimpin bangsa
foto bersama gsni MEDIA ONLINE PASTVNEWS.COM, KONSEP pergerakan nasional di Indonesia terdiri dari  tiga, yakni roh Nasionalis, roh Islamis dan roh Marxisme   ketiga roh tersebut dirangkum Bung Karno menjadi kekuatan bangsa, dan semuanya nilai-nilai dasar dirumuskan  dalam ideologi negara yaitu  Pancasila. Dan pada tahun  1960 Bung Karno,mulai merajut  dengan system pemerintahan,yang dikenal  nasakom dan meneruskan  ke tiga aliran, yakni nasionalis, agama dan  komunis.   

Demikian diungkapkan, M  jazir  dalam peringatan  HUT ke  57  Gerakan  Siswa Nasional  (GSNI) yang berlangsung  di Yogyakarta,  (17/7). Hadir  dalam HUT tersebut  alumni  GSNI yang tersebar di DIY dan  tokoh-tokoh nasional yang menduduki jabatan di pemerintahan, seperti    Dipo S Toyo mantan Bupati Kulon Progo dan masih banyak lagi  tokoh  GSNI lainnya yang rata-rata  sudah sepuh.

Dalam  ceramah,  M Jazir menyatakan pada saat itu, agama Islam  dianggap menjadi kekuatan yang luar biasa. Namun pada saat itu  komunis di Rusia dan komunis China  terjadi perubahan revolusi, di  China terjadi  Revolusi kebuyadaan, Revolusi   kebudayaan di China   cenderung anti agama (eteistis). Meski diakui,pada saat Pemilu tahun PKI memenangkan Pemilu pertama kali  diselenggarakan.

 Namun, ketiga kekuatan  yakni,  nasionalis, agama dan  komunis, ketiga  tersebut mempunyai potensi kekuatan untuk membangun negara.  Dari ketiga komponen  tersebut Bung Karno, sebagaimana  diungkapkan ,  M Jazir tokoh masyarakat DIY ini  mengemukakan, ketiga kekuatan tersebut mempunyai potensi untuk memerdekakan Indonesia dan membangun  bangsa.

Menurut,  Jazir,pada saat itu, tercatat   ada 800 ribu anggota  Serikat Islam dan 300 ribu komunis.Pada 1927 mulai diintroduksir gerakan anti agama, Islam dianggap menjadi kekuatan  agama pada saat itu  dianggap musuh  dan  sebagai kekuatan, kemudian Tan Malaka keluar dari Komunis  dan mendirikan, Pari (Partai Rakyat Indonesia) dibubarkan Belanda,mendirikan  Parindra  (Partai  Indonesia  Raya) dan dibubarkan, dan mendirikan Gerindra -  Gerakan Indonesia Raya,  sampai  Tan Malaka  hingga Tan Malaka terbunuh di Jawa Timur  dan siapa yang membunuhnya tidak ada yag tahu. “ tutur  Jazir.

 Maka ketika  idelogi tidak lagi dijiwai oleh para jiwa bangsa, terutama para pemimpin,  maka ketiga kekuatan tersebut akan terbelah, dan ternyata  kajian  dari Lemhanas  benar maka tahun 2045, negeri ini akan terbelah, Mestinya sebagai bangsa, kita  meneguhkan kembali dan menanamkan kembali  nilai-nilai dasar Pancasila di kalangan para pemimpin bangsa.

Pancsaila  sebagai pandangan hidup bangsa,  “ Banyak  setiap membuat keputusan peraturan keluar dari nilai-nilai Pancasila, banyak pula Undang-undang peraturan  dibuat  keluar dari  garis  nilai-nilai Pancasila, terutama  yang berkait dengan  hajad hidup bangsa, terutama yang terkait dengan Sumber Daya Air, bagaimana   saat itu Bung Karno  dan teman-temannya melakukan  revolusi aset  negara, terutama aset  yang menyangkut  hajad hidup bangsa.

“ Seharusnya  pandangan ideologi  Pancasila  mampu mensejahterkanan  rakyat. Maka  keluarlah  pasal 33 ayat  3 yang berbunyi bumi alam dan seisinya  kekayaan dikuasi negara dan dipergunakan sebesar-besarnya  untuk kesejahteraan  rakyat. 

Namun yang terjadi, sejak tahun 1967,  Freeport masih menguasai asset negara sebesar  8 ribu Trlyun  dan hampir  4 kali APBN.  Isdn.r            




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi