Kembali Ke Index Video


Gereja Kristen Jawa Wonosari, Kebonjero, Pengkol di Resmikan Bupati Gunungkidul

Sabtu, 23 Juli 2016 | 22:29 WIB
Dibaca: 2082
Gereja Kristen Jawa Wonosari, Kebonjero, Pengkol  di Resmikan Bupati Gunungkidul
PESERMIAN GEREJA KRISTEN JAWA DI KEBONJERO PENGKOL

Nglipar-media pastvnews.com  Bupati Gunungkidul dalam hal ini diwakilkan oleh  Drs. Imawan Wahyudi, meresmikan Gereja Kristen Jawa Wonosari di Dusun Kebonjero, Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul, Sabtu, 23/07/2016 siang.

Dalam sambutannya, Hj. Badingah, S.Sos yang dibacakan oleh wakilnya tersebut menekankan untuk hidup rukun, toto titi tentem, mempererat tali persaudaraan dan membangun kegotong royongan, yang selama ini sudah mulai pudar ditengah-tengah kehidupan era modernisasi dan tehnologi serta komunikasi yang sudah mempengaruhi pola hidup di masyarakat.

Diharapkan GKJ Wonosari,Kebonjero, Pengkol, yang sudah berusia 85 tahun mampu mengedepankan  kearipan local, kebersamaan, kekeluargaan dan  mampu menghidupkan adat tradisi kuno.

Sebagai lembaga keagamaan yang hidup ditengah-tengah masyarakat harus  mampu membangun moral yang beraklag mulia, jujur, dan berintegritas serta bertoleran.

Diharapkan juga sebagai lembaga keagamaan GKJ Wonosari juga harus peka terhadap kondisi masyarakat dan  mampu menjawab tantangan yang semakin lama semakin berat dan komplek.

Sementara itu Wakil Bupati Gunungkidul, Drs. Imawan Wahyudi setelah selesai menandatangi peresmian, menyampaikan himbauan untuk selalu menjaga kerukunan antar umat beragama, khususnya di Gunungkidul.

Jangan sampai dirusak oleh kepentingan politik, kata Imawan Wahyudi. Seperti contoh di Maluku, lanjut Imawan, disana ada adat namanya pelagantung, yang Muslim ikut mendirikan gereja, yang Kristen ikut membangun masjid, itu tradisi yang sudah menyatu dan berakar dalam budaya masyarakat Maluku.

Adat tradisi pelagantung ini satu-satunya yang ada di Indonesia, itu saja masih bisa dirusak , artinya apa, dalam kehidupan yang nyata hidup rukun, kerjasama antar masyarakat tidak membedakan latar belakangnya perlu dijaga, masih kata Imawan Wahyudi.

“Jangan ada yang memprofokasi untuk kepentingan politik, tidak ada gunanya dan rugi kita semua, oleh karena itu hidup rukun dalam bingkai social semua perbedaan harus kita utamakan,”pungkasnya. W. Joko Narendro

 

 

 

 




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi