Kembali Ke Index Video


Puluhan lembar tanda tangan ambles ternyata hanya dapat bantuan mur baut

Kamis, 12 Januari 2017 | 18:24 WIB
Dibaca: 1294
Puluhan lembar tanda tangan ambles ternyata hanya dapat  bantuan mur baut
dok foto ilustrasi bantuan rumah

Nglipar, (Pastvnews.com) – Sabar (60), warga Padukuhan Wotgaleh, Desa Pilangrejo, tidak hanya menerima baut, walaupun ia sudah menandatangi akan mendapatkan bantuan angkong, dan lain-lain, tetapi mereka dan 2 orang anaknya juga  pernah menandatangani puluhan lembar kertas untuk mendapatkan bantuan guna  perbaikan rumahnya yang terkena bencana tanah longsor.

Nasib apes lagi-lagi dialami Sabar dan keluarganya, sampai saat ini sudah 3 tahun lebih, bantuan itu tidak kunjung datang, padahal dari petugas Dinsos Propinsi yang didampingi oleh pihak pemerintah Desa Pilangrejo sudah minta tanda tangan yang jumlahnya puluhan lebar tandatangan.

Tetapi anehnya lagi, pada saat keluarga ini akan melakukan tanda tangan tidak boleh dibaca isinya apa, hal ini dituturkan oleh Tri Kurnianto,(26), anak Sabar, selasa, 10/01/2017 sore.

“Waktu itu yang tanda tangan saya, bapak saya (Sabar) dan kakak saya, saat mau menandatangani  tidak boleh membaca isinya, dah yang penting tanda tangan saja,”jelas Tri Kurnianto, menirukan petugas Dinsos.

Menurutnya, waktu itu menandatangani 10 map, yang setiap map-nya ada 3 sampai 6 lebar yang harus ditandatangani.

Pihak keluarga sampai saat ini juga masih bertannya-tanya, kenapa sudah bertahun-tahun kok tidak ada kabarnya lagi. Setelah menunggu-nunggu bantuan tidak datang, Sabar dan keluarganya menjual apa yang dia punya untuk memperbaiki rumahnya, karena khawatir kalau didiamkan lama akan ambruk.

“Karena sudah lama tidak ada kabarnya, terpaksa bapak saya menjual apa yang dia punya, untuk memperbaiki sendiri,”imbuh Tri Kurnianto.

Sementara itu pemerintah desa Pilangrejo ketika dikonfirmasi lewat kaur pemerintahan, Ispawarto, juga sama jawabanya ketika memberikan jawaban bantuan angkong yang hanya diterima bautnya, tidak tahu menahu.

“Ya, biasanya kalau membantu itu langsung kepada pihak korban yang menandatangani, desa hanya sebagai perantara saja, dan tidak tahu,” tutur Ispawarto.

Sampai saat inipun pihak pemerintah Desa Pilangrejo diam seribu bahasa, tidak mau mengupayakan bagaimana masyarakatnya yang terkena musibah bisa mendapatkan keringanan bantuan.

Atau setidaknya menanyakan pihak Dinsos propinsi jadi tidaknya pemberian bantuan yang akan diterima keluarga Sabar, karena ketika melakukan tandatangan pihak desa mengetahui. 

Mungkin Desa Pilangrejo lebih konsentrasi kepada proyek yang lebih besar seperti Embung Sriten, daripada memikirkan segelintir warga. Joko N




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi