Kembali Ke Index Video


Menengok Sejarah Berdirinya Masjid Gedhe Kauman

Jumat, 26 Juni 2015 | 18:20 WIB
Dibaca: 3102
masjid gede kauman jogjakarta

 

MASJID KAUMAN JOGJAKARTA

Media online PASTVNEWS.COM, Masjid Gedhe Kauman di Jogjakarta menjadi poros sentral dari lima Masjid Pathok Negoro. Masjid yang dibangun semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I ini juga menjadi salah satu simbol Kerajaan Islam Mataram.

Masjid Gedhe Kauman merupaka masjid tertua yang ada di Indonesia. Pembangunan ini diprakarsai oleh Sri Sultan Hamenku Buwono I serta Kyai Fakih Ibrahim Diponingrat, yang merupakan Penghulu yang ke 1.

Masjid Gedhe Kauman yang dibangun pada 29 Mei 1773 ini awalnya dibangun sebagai sarana beribadah bagi keluarga raja serta rakyatnya untuk kelengkapan sebuah kerajaan Islam.

Masjid memiliki atap dengan susun tiga dengan gaya tradisional Jawa bernama Tajuk Lambang Teplok mengalami penambahan berupa serambi yang dinamakan Al Makhamah Al Kabiroh, guna menampung jamaah yang semakin banyak, dua tahun kemudian.

 Al Makhamah Al Kabiroh ini juga dijadikan tempat pertemuan para Alim Ulama, pengajian dakwah islamiyah, pengadilan agama, pernikahan, perceraian, pembagian waris maupun peringatan-peringatan hari besar Islam.

Komplek masjid yang memiliki luas keseluruhan mencapai 16.000m3, selain bangunan utama masjid terdapat pula bangunan-bangunan lain, di antaranya 2 buah Pagongan, yang terletak di sebelah utara dan selatan merupakan tempat gamelan, 2 buah Pajagan (tempat berjaga), Pengulon (rumah para ulama dan imam) serta makam, kantor sekretariat, dewan takmir serta kantor urusan agama.

Dalam ruang sholat utama ini ditopang oleh 36 tiang yang terbuat dari kayu jati jawa tanpa sambungan, terdapat saka guru atau tiang utama terdiri atas 4 tiang dengan tinggi masing-masing 4 meter. Diperkirakan  tiang kayu ini telah berusia 400-500 tahun.

Tiga peristiwa penting

Menurut salah seorang pengurus atau takmir masjid Gedhe Kauman, Rohib Winastuan, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang menjadi saksi sejarah. Yang pertAma sewaktu KH Ahmad Dahlan menjabat sebagai ulama Keraton, beliau berhasil mengoreksi atau membetulkan arah kiblat yang mempunyai selisih kemiringan 23 derajat.

 Kedua, pada mas perjuangan kemerdekaan RI, tempat ini sering digunakan oleh Tentara Rakyat Indonesia bersama para pejuang Asykar perang Sabil untuk menyusun strategi penyerangan melawan agresi Belanda.

“Yang ketiga, masjid ini pun banyak berperan sebagai sarana perjuangan komponen angkatan 66 yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia dalam menumbangkan Orde Lama dan membubarkan Partai Komunis Indonesia” jelas Rohib.

Asal usul nama Kauman

Selain membangun masjid, Sri Sultan juga melengkapi dengan berbangunan yang digunakan sesuai dengan fungsi masing-masing bangunan. Salah saatu bangun tersebut adalah perumahan bagi penghulu Keraton dengan keluarganya.

 Perumahan yang dibangun di sisi utara masjid ini diberikan kepada para ulama ketib (Khoitb), Abdi Dalem Kaji Selusinan dan Abdi Dalem Banjar Mangah. Di mana bangunan tersebut dinamakan Pakauman atau tempat para Kaum= Qoimuddin atau penegak agama, hingga akhirnya di kenal kampung Kauman.

Sedang perayaan sekaten bertepatan dengan maulid nambi setiap tahunnya masjid di pakain untuk hajatan kraton ngayogyokarto hadiningrat. anjar

 




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi