Kembali Ke Index Video


Tradisi Nanggap Tayub Dusun Bendo, Ngawen Unik

Selasa, 30 Agustus 2016 | 02:14 WIB
Dibaca: 1608
Tradisi Nanggap Tayub Dusun Bendo, Ngawen Unik
NANGGAP TAYUB MERIAH

Gunungkidul media Pastvnews.com-Tayub adalah salah satu seni pertunjukan rakyat Jawa yang berujud tari berpasangan antara Ronggeng dan Pengibing. Acara tayuban biasanya diawali dengan penari wanita.

Gendhing yang dialunkan pesinden acapkali terasa kuno. , biasanya yang digunakan adalah lagu-lagu langgam campursari dan dangdut.

Irama musik mengalun dengan suara merdu. Suara gong, dipadu kendang dengan irama rancak saling menjalin, memacu semangat seorang penari Tayub yang bergoyang tanpa lelah. Tampak mimiknya yang ekspresif dengan geraknya yang gemulai, mereka berjoget mengikuti irama tembang-tembang Jawa populer.

 Kadang tampil sedikit atraktif, yang sangat menggoda perhatian para tamu. Kesenian ini memang sangat elok untuk ditonton. Seakan mata tak lelah tertuju pada para penari. Begitulah sedikit gambaran situasi dalam pagelaran tayub di Dusun Bendo, Ngawen, Gunungkidul dalam rangka bersih dusun/rasulan, Senin,29/08/2016, sore.

Tayuban ini dipusatkan disuatu sumber yang terdapat pohon yang besar, dengan sebutan sumber Suto Langgi. Acara seperti ini sudah turun temurun dari nenek moyang dan sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat Bendo, kata panitia bersih Dusun Bendo, Winarno Baja Hitam, Senin, 29/08/2016.

“Warga masyarakat tidak bisa meninggalkan tradisi ini karena ini sejarah yang sudah turun temurun dari nenek moyang kita. Makanya setelah disini selesai nanti disambung muter ke kampong, siapa yang nanggap,”ujarnya.

Yang nanggap tayub, lanjut Winarno, itu yang Kabul hajatnya, mungkin punya nadar atau karena rejekinya ada, karena permintaanya dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa lantaran dari sumber Suto Langgi ini, dan jumlah yang nanggap tidak sedikit jumlahnya, minimal 20 orang.

Tetapi semua yang nanggap sebelumnya harus mendaftar dulu disini dengan membayar Rp.50rb untuk 3 lagu bagi orang Dusun Bendo, diluar Dusun Bendo, membayar Rp.150ribu.

Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sekali pada saat acara bersih dusun, dan tayuban ini dilaksanakan selama 24 jam, setelah selesai muter dikampung, nanti malam dilanjutkan dibalai Dusun Bendo, mungkin di Gunungkidul hanya disini yang nanggap tayub selama itu, masih kata Winarno.

“saya berharap Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bisa memperhatikan, sehingga tradisi tayub ini tidak hilang begitu saja,” harapnya. W. Joko Narendro




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi