PAGELARAN SAWIJI GREGET SENGGUH ORA MINGKUH
Jumat, 30 September 2016 | 07:24 WIBNgayogyokarto media pastvnews.com, lebih dari 17 komunitas yang berasal dari berbagai daerah, DIY dan sekitarnya berkiprah dalam ajang Pagelaran SAWIJI GREGET SENGGUH ORA MINGKUH yang berlangsung di Jogja National Museum (JMN),Gampingan Yogyakarta yang berlangsung 29 s/d 30 September 2016.
Dari tujuh belas komunitas, dengan segala keunikan dan kekhasannya, tampil penuh dengan spirit Hamemayu Hayuning Bawono.Dalam sambutan, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Drs. Umar Priyono,M.Pd, menyatakan apresiasif atas terselenggarakannya pagelaran.Menurutnya, kegiatan menumbuhkan semangat merasa memiliki dan melestarikan budaya.
Tan ana panjangka bisa katampa tanpa jumangkah.Mari kita satukan langkah untuk kebaikan Yogyakarta dan Indonesia.
Dari tujuh belas komunitas, yang mewakili garis sumbu imajiner, Musman Warga Turgo I, Purwobinangun seorang pesrta yang mampu melestarikan budi daya anggrek. Sedangkan, dari wakil pantai selatan, dipilihnya komunitas pelestari penyu pantai Pelangi Grogol Kretek, Bantul.Peserfa lain, di antaranya.
Badan Usaha Milik Desa Panggung Lestari,Sanggar Anak Alam,Bixa Natural Colour,Bakul Jamu Cepuri,Mobil Listrik Jogja,#jogjasampah,Komunitas Pelestari Ajaran Kawruh Jiwa Ki Ageng Suryamentaraman,Banyu Langit, Jogja NyahNyoh,Wildlife Rescu Centre,Pitpaganda,RT 36 Kampung Cyber Tamansari,Pertanian berkelanjutan SPT HPS,Asosiasi Komunitas.
Dalam pembukaan disuguhkan tarian Sanggar Alam,dan dilanjutkan tarian yang menggambarkan ajaran Ki Ageng Suryometaraman dengan garapan , Ki Catur Benyek Kuncoro membuat satu jingle lagu berirama hip hop berisikan ajaran Ki Ageng Suryomentaraman.
Dari tangan Ki Catur, music hip hop yang berasal dari Amerika diaransemen ulang sedemikian rupa deanan memasukkan unsur-unsur tradisi sehigga lebih becitra rasa local.Ia memasukka lirik berisikan ajaran Ki Ageng Suryometaraman al, eling urip ibarat uruping geni.
paase dadi sarana mulyane sagung dumadi, golekana enggonana lungguhe uripe sejati,ketemu neng jero dada yaiku bungahing ati. Artinya, kebih hayatilah hidup laksanakan api,energinya harus bisa jadi sarana memuliakan kehidupan, carilah dimana letak kesejatian diri.
Ia berada di dalam hati manusia yang bersuka cita.Ki Ageng Suryamentaraman adalah putra Sultan HB VII. Sebagai putra raja beliau bisa menikmati bentuk kehormatan dan kemewahan yang tak bisa dirasakan rakyat jelata.
Nama Ki Ageng Suryomentaraman justru “membrontak” dengan kemapanan yang ada karena itu semua tak bisa membuatnya menemukan kebahagiaan hakiki.
Akhirnya beliau memilih hidup di luar tembok istana.Dalam penggambarannya Ki Ageng Suryometaraman banyak mengajarkan ilmu kawruh jiwa yang menuntun bagaimana tiap ndividu manusia menemeukan kebahagiaan sejati.
Ilmu kawruh jiwa Ki Ageng Suryometaraman saat ini diakui dan mulai diajarkan di perguruan tinggi antara lain di Fak. Psikologi UGM. Isan R
Video Terkait
- Optimalkan Fungsi Linmas, Kapolsek Nglipar Berikan Penyuluhan Tugas Dan Fungsinya
- MTQ Tingkat Pelajar Gunungkidul di Pusatkan di SMP N1 Karangmojo
- Haryadi – Heroe Purwadi Berjanji Membawa Kota Yogyakarta Lebih Maju