SIDIK MARTOWIDJOYO RAIH PENGHARGAAN INTERNASIONAL DI PARIS
Sabtu, 23 Mei 2015 | 18:39 WIBMedia online PASTVNEWS.COM, Sidik W Martowidjoyo adalah seniman pekerja keras, hampir seluruh hidupnya diabdikan kepada dunia seni rupa. Wajar jika kemudian ketelaten,ketekunan membuahkan hasil,karya-karyanya diperhitungan di seantero maestro dunia.
Sidik, lahir di Malang,Jawa Timur, 24 September 1937 pertama kali menekuni dunia seni lukis,kaligrafi, sejarah,dan filsafat sejak muda usia,baik timur maupun barat.
saya belajar dangan beberaa guru saya,terutama para seni rupa di sana,” ungkap pengagum Hendra Gunawan dan H Widayat dan S Sudjojono saat dijumpai di rumahnya.
Dikatakan, di negeri Tiongkok ia belajar langsung dengan gurunya di antara lain, Qi Baishi Zhang Daqian, Zhao Wuji dan Zhu Dequn. Semangat untuk terus belajar ternyata membuahkan hasil, latar belakang inilah rupanya hingga mengantarkan untuk ikut berpameran di Louvre Internationals Art di Carrousel du Louvre,Paris,Perancis, Desember 2014.”
PIAGAM PIAGAM PENGHARGAANYA
Jika pelukis dari 40 negara peserta lainnya boleh menampilkan satu karya, saya yang baru pertama kali ikut bisa menampilkan sebanyak 20 karya dan mendapat ruang tersendiri dalam ajang itu,” tutur Sidik.
Pria yang sehari-hari berpenampilan sederhana ini, mengambil tema “Pencerahan dari Timur” atau “ Engligten Orientalism” yang merupakan hasil karya sejak 2004.
Karya-karyanya banyaka bercerotera tentang lanskap dan pemandangan, dibuat menggunakan media tinta cair, bak. Beberapa judul antara lain, Kesadaran,Tanpa Batas, Bergerak, Mendobrak,Misteri,Keindahan alam yang mempesona,Keharuman halimun,Kuas tinta langit dan bumi alam semesta dimana mana,Jiwa,Air sumber jernih,Keperkasaan alam.
Keharuman air musim semi,Indah dan antik, Anggun,Cahaya langit dan bumi,Melodi dsb. Louver Internationale Art Exhibition digelar oleh Asosiasi Seniman Nasonal Prancis (SNBA).
Ajang perhelatan akbar ini konon sudah berlangsung ratusan tahun lalu.Karena gaya melukisnya yang khas,oleh beberapa seniman di Tiongkok ia dijuluki si “Dewa pit mabuk “.
Sementara oleh kalangan perguruan tinggi seni rupa di China, Sidik dianggap mampu memberi sumbangan penting terhadap perkembangan Chinese painting, bahkan beberapa perguruan tinggi seni rupa di China meminta untuk mengajar sebagai dosen tamu di Tiongkok.
Sejak menetapkan Yogyakarta sebagai pilihan untuk berkarya, Sidik harus meninggalkan tanah kelahirannya di Malang ,Jawa Timur. “ Malang ada di Indoneia, Yogyakarta juga Indonesia kan dekat toh tidak ada jeleknya ya,saya lebih banyak kenal seniman dan budayawan di Yogya, ” ungkapnya sambil tertawa. Kematangan jiwa untuk terus berkarya Sidik meninggalkan Malang.
Setelah itu beberapa kali mengadakan pameran di Gedung WTC Jakarta, Langgeng Gallery Magelang, Galeri Nasional Jakarta.Sejak 1998, Sidik telah menggelar lebih dari 20 pameran tunggal maupun pameran bersama di Galeri Nasional, Jakarta, dan pameran tunggal di Tiongkok, seperti The China Millenium Monumen Beijing, National Art Museum of China (NAMoC), Beijing, Liu Haisu Art Museum, Shanghai, Fuzhou National Gallery, Fuzhou dan Huafu Tiandi, Shanghai.
Beberapa penghargaan dari luar negeri diantaranya, karya Bunga Phoenix sebagai Lukisan Tiongkok Mutu Terbaik dalam kompetisi seni lukis dan kaligrafi di Tiongkok di Beijing, dan Nanjing. Sidik juga mendapat piagam penghormata 10besar seni budayawan pada forum diskusi ilmiah “Masyarakat Kecil dan Makmur “ di Beijing (2006),Sidik juga diangkat sebagai peneliti pada Pusat Penelitian Seni Rupa RRT, di Beijing.
Atas kapasitasnya itu pula, tahun 2010, Sidik W Martowidjojo menjelaskan kepada wartawan pastvnews.com, lantas diundang untuk menghadiri The First-High Level Academic Forum for Asian Culture and Art 2010 di Chengdu ”,bersama antara lain pemenang Nobel Priz in Literature Tahun 2012, sedang di Indonesia Sidik menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Budaya Indonesia, yang aktif dalam kegiatan pertukaran budaya, antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok.
Setelah mantap menancapkn prestai di China, Sidik W Martowidjojo mulai mengadakan pameran di berbagai negara Eropa. Di pusat seni rupa barat Paris inilah Sidik mengikutkan sebanyak20 karya seni rupa menyabet dua medali sekaligus. Dan satu penghargaan yang cukup bergengsi dalam ajang tahunan.” Isnto
Video Terkait
- Wayang mahnet jadi sauvenir cantik untulk mengenal wayang kulit
- Merti Gunung Dalam Bingkai Foto Mahameru
- Sambut Muktamar ke 47 Muhammadiyah Bantul Gelar Expo dan Gelar Budaya
- Waspada burung perkutut sudah jadi incaran maling "Ujang Ps kemalingan 330 ekor kerugian lebih dari 200 juta
- Padukuhan Modalan Jogoragan Langganan DB Asap Fogging Rutin di Terjunkan
- Menguak Filosofi Hidup Dalam Sebuah Wayang