Kembali Ke Index Video


Saatnya memiliki apoteker sendiri

Minggu, 30 Agustus 2015 | 08:56 WIB
Dibaca: 2678
Saatnya memiliki apoteker sendiri

Media-PASTVNEWS.COM, warta kesehatan Keberadaan apoteker selama ini seolah hanya menjadi orang kedua. Padahal peran seorang apoteker tidak kalah pentingnya dengan dokter. Karena apotekerlah orang yang memahami kebutuhan pasien di saat orang yang sedang sakit memerlukan obat.

Ketua Ikatan Apoteker Indoonesia (IAI) Pusat, Drs Nurul Falah Eddy Pariang Apt mengatakan sudah saatnya masyarakat memiliki apoteker pribadi di samping dokter pribadi. Sehingga sewaktu anggota keluarga yang akan memperlukan obat dapat secara langsung berkonsultasi dengan apotikernya.

Menurut Nurul orang yang dapat memahami seseorang di saat membutuhkan obat adalah apoteker. Namun sayangnya selamanya peran apotiker seakan dikalahkan oleh dokter. Di mana masyarakat selama ini ketika sakit, pertolongan yang diminta adalah dokter.

“ Peran seorang apoteker dalam memberikan pelayanan pengobatan sangat besar dan seorang apoteker dapat memberikan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

Bahkan seorang apoteker dapat memberikan rekomendasi obat yangsesuai dengan penyakit yang di derita pasien” jelas Nurul di sela-sela seminar yang mengambil tema Optimalisasi Peran Apoteker dalam Mendukung Pelayanan Berbasis Kemdali Mutu Dan Biaya Di Rumah Sakit.

Nurul menambahkan budaya masyarakat yang selama ini memiliki dokter pribadi, sudah saatnya masyarakat juga harus memiliki apoteker pribadi. Dan masyarakat dapat memiliki apoteker yang membuka praktek apoteker terdekat. Sehingga sewaktu-waktu membutuhkan apoteker bisa langsung menghubunginya.

sementara itu Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, Dra Engko Sosialine Magdalena Apt mengatakan setidaknya ada tiga tujuan strategis yang menjadi program dari Kementrian Kesehatann RI.

Ketiga tujuan tersebut antara lain terwujudnya ketersediaan obat serta vaksin di di Puskesmas, di mana hal ini dalam upaya mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN. Ke dua adalah terwujudnya kemandirian bahan baku obat, mengingat hingga saat ini 90% bahan baku obat merupakan produk impor. Dan yang ketiga adalah terjaminnya alat atau produk kesehatan.

Lebih jauh Engko menjelaskan sebanyak 90% bahan baku obat-obatan di Indonesia diimpor dari beberapa Negara, seperti China, India maupun negara-negara lainnya.

Mengingat bahan baku obat-obatan masih impor, ke depan pemerintah telah mempersiapkan ropmap guna menekan atau mengurangi impor bahan obat.

“Di tahun 2015 ini pemerintah memiliki kegiatan prioritas dalam menuju Indonesia sehat, di mana salah satu program keunggulannya adalah pelaksanaan reformasi kefarmasian dengan cara mengurangi kegiatan tatap muka” sambungnya. anjar

 




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi