Batik Printing Menghimpit Batik Tulis Ini Koment Wabub Gunungkidul
Minggu, 18 Desember 2016 | 17:34 WIBTerkait keluhan pemasaran batik walang asal Tancep anjlok sampai 60% dari para Usaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, beberapa waktu yang lalu, Wakil Bupati Gunungkidul, dr. Drs. Immawan Wahyudi, MM, ikut bicara.
Anjloknya penjualan disebabkan karena serbuan batik walang printing dari luar daerah yang mengaku berasal dari Tancep, sedangkan Tancep sendiri hanya memproduksi batik walang cap.
“sebenarnya kita mendukung mendahulukan produk asli dari Gunungkidul dulu, kita berdayakan produk kita sendiri, memanfaatkan potensi dari aspirasi masyarakat Gunungkidul, kalau kita sendiri tidak bisa memenuhi tidak ada salahnya mencari diluar,” tutur Immawan, beberapa waktu yang lalu.
Immawan menegaskan, kalau ada yang ingin coba-coba menyerbu berjualan batik walang mengaku-aku asli batik walang dari Tancep, bisa dilaporkan.
“Kalau ada yang mencoba-coba berjualan batik walang mengaku-aku asli dari Tancep, bisa dilaporkan, siapa, dari mana dan sebagainya, awalnya bisa dilaporkan ke Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi ”tegasnya.
Namun demikian, lanjutnya, para pengusaha batik yang di Tancep juga harus mengevaluasi dan instospeksi diri karena dunia bisnis itu dunia peperangan.
“ tetapi kalau sudah terlalu, memang ada serbuan dari luar yang mengaku batik asli tancep, padahal batik dari luar Gunungkidul harus dilaporkan ke bupati, bukan berarti kita anti batik dari luar,”tutup Immawan.
Seperti berita diunggah sebelumnya, para pengrajin batik walang yang berasal dari Tancep sudah 3 tahun terakhir ini penjualanya menurun hingga 60% akibat serbuan batik printing dari luar daerah Gunungkidul.
Bahkan dari dinas-dinas dan instansi di Gunungkidul sudah jarang yang menggunakan batik walang cap dari Tancep. Mereka memilih batik walang printing dari luar Gunungkidul yang harganya lebih murah lewat marketing yang masuk menawarkan ke instansi ataupun dinas.
Ironisnya lagi orang dinas atau instansi tidak bisa membedakan batik cap dan batik printing, hal ini menyebabkan pruduk asli Gunungkidul yang nota bene masih mempertahankan batik cap asli Tancep melorot penjualannya.
Gerakan Aku Cinta Produk sendiri mungkin perlu dicanangkan oleh pemerintah Gunungkidul, hal ini merupakan strategi untuk menahan laju barang-barang dari luar Gunungkidul yang masuk ke pasar domestic dan mengaku-aku produk asli Gunungkidul.
Itu tantangan bagi Pemkab Gunungkidul dan para UKM khususnya harus bisa kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas.
Namun demikian harus diikuti oleh kalangan pemerintah Gunungkidul, kalau tidak hanyalah slogan tak kongkret jika tak diikuti dengan gerakan membeli produk sendiri. Wjn
Video Terkait
- Bagikan Bingkisan Sembako
- Serbuan Batik Printing Dari Luar, Batik Walang Produk Tancep Anjlok
- HUT Ke-17 Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Gunungkidul
- Pelaku Usaha Hotel dan Resort di Gunungkidul Protes Usahanya Sering di Grebek
- Pabrik pupuk organik hayati di kedungkeris tertutup warga sekitar bertanya-tanya
- Ujian Tes Perangkat Desa Fair 'Masyarakat Tak Jadi Gejolak
- Sunardi Ekbang Semoyo 'Yang Lain Bersandiwara Que Apa Adanya
- Pitutur Luhur Sang Kades, Simbol Tiga Pohon