Kembali Ke Index Video


Batik Printing Menghimpit Batik Tulis Ini Koment Wabub Gunungkidul

Minggu, 18 Desember 2016 | 17:34 WIB
Dibaca: 1244
Batik Printing Menghimpit Batik Tulis Ini Koment Wabub  Gunungkidul
BATIK WALANG TANCEP DI SAINGI BATIK PRINTING Wonosari, (Pastvnews.com) – Batik jadi idola warga Indonesia sebagai karya yang di akui dunia batik itu sendiri terdapat 3 kelas ada batik tulis batik cap dan batik dengan motif yang lain. Salah satu penghasil batik di Gunungkidul ada di Ngawen Tancep namun akhir akhir ini sedang lesu atau menurun karena di saingi dengan batik printing batik print.

 

Terkait keluhan pemasaran batik walang asal Tancep anjlok sampai 60% dari para Usaha Kecil Menengah (UKM)  di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, beberapa waktu yang lalu, Wakil Bupati Gunungkidul, dr. Drs. Immawan Wahyudi, MM, ikut bicara.

Anjloknya penjualan disebabkan karena serbuan batik walang printing dari luar daerah yang mengaku berasal dari Tancep, sedangkan Tancep sendiri hanya memproduksi batik walang cap.

“sebenarnya kita mendukung  mendahulukan produk asli dari Gunungkidul dulu, kita berdayakan produk kita sendiri, memanfaatkan potensi dari aspirasi masyarakat Gunungkidul, kalau kita sendiri tidak bisa memenuhi tidak ada salahnya mencari diluar,” tutur Immawan, beberapa waktu yang lalu.

Immawan menegaskan, kalau ada yang ingin coba-coba menyerbu berjualan batik walang mengaku-aku asli batik walang dari Tancep, bisa dilaporkan.

“Kalau ada yang mencoba-coba berjualan batik walang mengaku-aku asli dari Tancep, bisa dilaporkan, siapa, dari mana dan sebagainya, awalnya bisa dilaporkan ke Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi ”tegasnya.

Namun demikian, lanjutnya, para pengusaha batik yang di Tancep juga harus mengevaluasi dan instospeksi diri karena dunia bisnis itu dunia peperangan.

“ tetapi  kalau sudah terlalu, memang ada serbuan dari luar yang mengaku batik asli tancep, padahal batik dari luar Gunungkidul harus dilaporkan ke bupati, bukan berarti kita anti batik dari luar,”tutup Immawan.

Seperti berita diunggah sebelumnya, para pengrajin batik walang yang berasal dari Tancep sudah 3 tahun terakhir ini penjualanya menurun hingga 60% akibat serbuan batik printing dari luar daerah Gunungkidul. 

Bahkan dari dinas-dinas dan instansi di Gunungkidul sudah jarang yang menggunakan batik walang cap dari Tancep. Mereka memilih batik walang printing dari luar Gunungkidul yang harganya lebih murah lewat  marketing yang masuk menawarkan ke instansi ataupun dinas.

Ironisnya lagi orang dinas atau instansi tidak bisa membedakan batik cap dan batik printing, hal ini menyebabkan pruduk asli Gunungkidul yang nota bene masih mempertahankan batik cap asli Tancep melorot penjualannya.

Gerakan Aku Cinta Produk sendiri mungkin perlu dicanangkan oleh pemerintah Gunungkidul, hal ini  merupakan strategi untuk menahan laju barang-barang dari luar Gunungkidul yang masuk ke pasar domestic dan mengaku-aku produk asli Gunungkidul.

 Itu tantangan bagi Pemkab Gunungkidul dan para UKM khususnya harus bisa kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas.

Namun demikian harus diikuti oleh kalangan pemerintah Gunungkidul, kalau tidak hanyalah slogan tak kongkret jika tak diikuti dengan gerakan membeli produk sendiri. Wjn

 

 

 




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi