Kembali Ke Index Video


Para Antropolog Pariwisata Memperkuat Terjadinya Alkuturasi Budaya Secara Selektif.

Minggu, 6 Mei 2018 | 07:17 WIB
Dibaca: 1266
Para Antropolog Pariwisata Memperkuat Terjadinya Alkuturasi Budaya Secara  Selektif.
GUBERNUR DIY BERSAMA PARA IHGMA SE INDONESIA Jogja-media online pastvnews.com, dua belas unsur kebudayaan   menarik kedatangan wisatawan, yakni bahasa ,tradisi, masyarakat, kerajinan tangan, kuliner, kebiasaan makanan, kesenian, musik, sejarah,  tehnologi, lokal, religi,kuliner, cerita rakyat,  karekteristik, seni budaya,busana, system pendidikan,arsitektur dan aktivitas waktu senggang.

Hal tersebut, diungkapkan Gubernur DIY Sri  Sultan HB X, dalam pembukaan Rakernas I IHGMA dengan  ditandai pemukulan gong, yang belangsung di Grand  Mercuri Hotel,  Yogyakarta ,Sabtu (5/5/2018).Hadir, Bupati Sleman  Drs. Sri Purnomo, Kepala Dinas Pariwisata Ir. Aris Riyanta, M.Si, Polda  DIY,

Korem 072/Pmk, Ketua Umum  DPP IHGMA Wishnu HS Al Bataafi,Ketua Umum IHGMA DPD DIY,Ketua DPD Ketua   PHRI DIY Istidjab Danungoro,Rakernas  I  IHGMA diikuti  anggota IHGMA se Indonesia.

Menurutnya, kebudayaan sebagai obyek pariwisata semakin beragam mencakup  isi maupun wujudnya,implikasinya keterkaitan antara budaya dan  pariwisata, meskinya bukan hanya berhenti untuk mempromosikan  visualnya budaya  fisiknya.Tetapi aspek substansia nilai dan perilaku serta  adat istiadat masyarakat sebagai destinasi  wisata.

Sultan  menjelaskan, wisata budaya, jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan  kebudayaan sebagai obyeknya yang berbeda wisata minat khusus lain, seperti wisata alam, petualangan dimana atraksi wisata dikemas dalam sajian versi padat.

Ditambahkan,berbagai penelitian, pariwisata telah merusak  kebudayaan lokal, karena  telah memaksa ekspresi kesenian lokal dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan pariwisata, agar bisa dijual kepada  wisatawan, seperti  sendratari  Ramayana tidak lagi disajikan secara utuh, Tari Kecak yang sudah  hilang nilai sacral,karena disesuaikan dengan terbatasnya waktu  kunjungan  wisatawan.

Para antropolog, melihat   pariwisata justru memperkuat, karena terjadinya alkuturasi budaya secara  selektif. Meski  perubahan sosial ekonomi sedang terjadi. Kepariwisataan telah memperkuat konservasi, reformasi dan penciptaan kembali berbagai tradisi.

Fenomena mengangkat  wisata pedesaan di DIY yang membentuk aktivitas bersama, pola  interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat yang  memberikan dampak  lingkungan.

Kehadiran pariwisata menyebabkan budaya  cocok tanam menjadi  atraksi yang bisa dijual kepada wisatawan,sehingga masyarakat  mendapatkan keuntungan.

Adanya desa wisata mampu menghidupkan  tradisi yang mulai  hilang dan mampu memelihara keunikan dari setiap  seni dan budaya lokal, karena wisatawan mencari sesuatu yang tidak ada di negeri  asalnya.”  ungkap Sultan. niken/ isan riyanto

 




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi