Kol. CAJ Drs.Nurwasis, Menyimak Jejak Sejarah melaluai Musium
Kamis, 27 Oktober 2016 | 02:05 WIBMEDIA PASTVNEWS.COM, MUSEUM sebagai tempat menyimpan sejarah panjang perjalanan bangsa, betapa tidak di dalam museum dapat disaksikan jejak-jejak sejarah, budaya dan nilai peradaban yang masih tertinggal.Lebih dari 20 buah museum yang tersebar di Yogyakarta.Boleh dikata.
Museum memiliki peran sebagai penyimpan ,pemelihara serta menempatkan benda-benda bernilai untuk kegiatan pendidikan dan rekreasi bagi generasi.Sesuai dengan peran museum sebagai benteng terakhir untuk menelusuri jejak-jejak sejarah perjuangan, seni budaya, sekaligus sebagai benteng bagi generasi untuk menghargai pahlawan lewat diorama museum, dn sejumlah koleksi museum.
Diakui, akhir-akhir ini, ada pandangan kurang mengenakan tentang keberadaan hadirnya sebuah museum, yang hanya terkesan menyimpan benda-benda mati.Bahkan museum dianggap seperti gudang penyimpanan benda-benda dan peninggalan sejarah semata. Sehingga apresisi masyarakat atas keberadaan pun amat rendah. Hal tersubut diungkapkan, Kolonel CAJ Drs Nurwasis,M.M. Kabalakkisjarah Disjarahad TNI AD.
Menurutnya, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat, minimal merubah pandang anggapan masyarakat selama ini keliru, museum sebagai tempat untuk mendidik nilai nilai budaya bangsa,menghargai sejarah bangsa lewat benda peninggalan para pendahulu. Benarkah pendangan masyarakat.
Kalau pandangan masyarakat selama ini menganggap museum sebagai tempat penyimpanan benda benda bersejarah. Hendaknya perlu dikaji ulang, apakah benar para pengelola museum sudah menempatkan diri di jalur yang benar.” ungkap perwira TNI-AD yang pernah bertugas sebagai Kabalagmusmonpus yang membawahi 5 museum, al.
Dharma Wiratama, Sasmita Loka Jenderal Sudirman, Monumen Jenderal A. Yani, dan Museum Jenderal Besar AH Nasution. Agar, museum tidak terkesan sebagai tempat penyimpanan benda sejarah semata, dan menarik Nurwasis yang kini menjabat sebagai Kabalaklisjarah Disjarahad,Bandung mengungkapkan,
selain factor penataan display yang menarik, harus ditunjang dengan penampilan proses pembuatan atau bagaimana koleksi itu pernah digunakan oleh pelaku sejarah dengan membuat diorama atau relief tentang proses pembuatan yang letaknya tak jauh dari koleksi tersebut.
Jadi tidak semata-mata barangnya lama, tetapi bagaimana benda koleksi dikemas sedemikian rupa sehingga bisa dimanfaatkan oleh para akademisi dan masyarakat umum memiliki nilai rekreatif, sebagai tempat rekreasi dan bernilai edukatif.” ujar Nurwasis yang pernah bertugas di Kodam XVII/Cendrawasih Jayapura,Disbintalad, Disjarahad,OPS Psy Aceh, dan mengajar sebagai di lembaga pendidikan SESKOAD,Secapa TNI-AD, Akper, Sus Danyon, Universitas Telkom. isan riyanto.