Kembali Ke Index Video


Museum Batik Ciptowening Imogiri Simpan Koleksi Batik Pakualam VII

Selasa, 4 Agustus 2015 | 16:50 WIB
Dibaca: 1949
Museum Batik Ciptowening Imogiri Simpan Koleksi Batik Pakualam VII
HASIL MUSIUM BATIK

Jogjakarta-media-pastvnews.com, Bagi sebagian orang museum batik Ciptowening mungkin masih terasa  keberadaannya cukup jauh dari  perkotaan.

Namun bagi para pecinta batik meski museum batik tersembunyi dan berada di pinggiran tentunya sudah di telinga mereka. Karena museum batik Ciptowening memamerkan ratusan batik kuno asal Bantul dan sekitarnya.

Lebih dari 200 koleski batik terpajang di dalam ruang pamer yang asri dengan balutan rumah kuno berupa joglo. Dua buah joglo yang masih mempertahankan keasliannya tersebut tampak berdiri kokoh diantara bangunan tempat tinggal yang sudah mengalami perubahan dengan menyesuaikan bangunan masa kini.

 Namun begitu justru bangunan joglo yang seluruhnya terbuat dari kayu jati tersebut tampak gagah . Koleksi-koleksi batik tersebut merupakan koleksi batik yang masih tersimpan di museum batik Cipto Wening Imogiri.

Kepada awak media pastvnews.com di ungkapkan, terciptanya museum batik Ciptowening sendiri atas gagasan dari GKR Ratu Hemas, Suliyantoro Sulaiman serta Linda Heri Diyana Bondan Gunawan. Salah satu tujuan didirikannya museum batik ini adalah untuk melestarikan batik-batik kuno asal Bantul, Yogyakarta dan sekitarnya. Apalagi sekarang batik sekarang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Menurut pengelola museum batik Ciptowening, Rahayuningsih,museum ini secara resmi berdiri pada Maret 2004. Akan tetapi saat terjadi gempa bumi pada Mei 2006, museum ini mengalami kerusakan sehingga museum terpaksa ditutup untuk umum. Setelah mengalami renovasi, museum kembali dibuka dan diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada November 2007.

Lebih jauh perempuan yang akrab dipanggil Bu Ning mengatakan sebelum gempa di museum batik Ciptowening juga tersimpan koleksi batik yang berusia lebih dari 100 tahun yang konon pernah dikenakan oleh Pakualam VII dan Pakualam VIII. Karena khawatir akan rusak dan menjaga keutuhan batik tersebut akhirnya batik tertua itu kini disimpan di kraton.

“Selainnya dapat melihat koleksi-koleksi batik dengan berbagai motif serta corak, pengunjung juga dapat memanfaatkan fasiltas workshop hanya dengan membayar Rp 30.000,- per peserta. Kain hasil buatannya nantinya bias di bawa pulang. Adapun syarat peserta workshop minimal 10 orang” pungkasnya. anjar




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi