Kembali Ke Index Video


Kesenian Wayang Orang Di Tepus Muncul Kembali

Sabtu, 19 November 2016 | 18:41 WIB
Dibaca: 1456
Kesenian Wayang Orang  Di Tepus  Muncul Kembali
kesenian wayang orang di tepus hidup kembali

Wonosari, (Pastvnews.com) -Wayang orang merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional Jawa, khususnya Jawa Tengah. Cerita yang dimainkan didasarkan pada kisah Mahabrata dan Ramayana yang mengandung pesan moral, dan sudah menyatu dalam jiwa masyarakat.

Tata panggungnya yang unik dan eksotis membuat penonton serasa terbawa kembali ke zaman dahulu. Wayang orang pertama kali muncul pada abad ke-18 di Solo, diciptakan oleh KGPAA Mangkunegoro I. Seni pertunjukan ini terinspirasi dari seni drama yang berkembang di Eropa.

 

Kemudian pada tahun 1899, Paku Buwono X meresmikan Taman Sriwedari sebagai taman hiburan untuk umum, dan pada saat itu ada pementasan pertunjukan wayang orang yang hingga kini tetap bertahan.

 

Wayang Orang Sriwedari pernah mengalami masa keemasannya sekitar tahun 1960–1970. Namun sejak tahun 1985, ketika tayangan-tayangan televisi mulai menjamur, penonton wayang orang semakin berkurang, bahkan hampir punah.

Di Gunungkidul sendiri hampir tidak ada kelompok wayang orang yang masih eksis sampai sekarang, pasalya anak muda sekarang sudah beralih kesenian jathilan yang saat ini lagi booming.

Dari mulai danais didengungkan dan instruksi dari Disbudpar untuk bisa menggali potensi budaya local yang sudah ada maupun belum ada, masyarakat mulai tergugah untuk menghidupkan kembali potensi budaya yang ada termasuk Kesenian wayang orang.

Seperti kelompok group wayang orang Krido Budoyo dari Gunung Kacangan,Sumber Wungu, Kecamatan Tepus ini mulai dimunculkan kembali, setelah selama 30 tahun vakum.

Group yang dipimpin Purwo Siswanto ini mulai dihidupkan sejak tahun 2015 atas saran-saran dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. Walupun pemainya sudah tua-tua rata-rata sudah diatas 50 tahun, tetapi semangat jiwa mudanya muncul dengan dandanan yan seakan masih muda seperti awal kembali ke jaman dulu.

Group wayang orang dengan nama Krido Budoyo ini sudah ada sejak tahun 80-an, tetapi mati semenjak hiburan ketoprak mulai muncul ditambah lagi oleh kesenian-kesenian yang muncul dipanggung hiburan dan  siaran ditelevisi mulai gencar menayangkan hiburan lain.

Purwo Siswanto menuturkan selain karena atas saran dari pemerintah, dalam hal ini Disbudpar mereka memang  juga ingin memunculkan dan mengembangkan kesenian yang sudah lama terkubur, sehingga potensi budaya yang sudah ada minimal dilestarikan.

“Selain ada saran dari pemerintah memang kami sudah lama ingin menghidupkan dan mengembangkan lagi kesenian yang sudah lama terkubur di daerah sini yang dulu memang pernah ada ,”kata Purwo Siswanto, Sabtu, 19/11/2016 disela-sela mengikuti gelar potensi desa pedamping di Lapangan Desa Gari, Kecamatan Wonosari.

Ia juga menyayangkan generasi muda sekarang sudah kurang berminat dalam kesenian wayang orang ini, mereka berantusias  jadi pemain kesenian jathilan yang sekarang lagi boming.

Purwo Siswanto berharap, dengan munculnya gelar potensi desa pemdamping ini, akan muncul kesenian-kesenian lokal yang dimunculkan dipermukaan termasuk supaya wayang orang ini masih tetap lestari. W. Joko Narendro

.




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi