Sultan Resmikan Kampung Flory Menggali Potensi, Menuju Desa Mandiri
Selasa, 1 Mei 2018 | 21:32 WIBSleman-media online warta digital pastvnews.com, dengan ditandai penanaman pohon kelengkeng merah dan penandan tangan prasasti oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kampung Flory yang terletak di Pangukan, Tridadi, Sleman diresmikan.
Dalam sambutan Sri Sultan HB X mengatakan,besar perhatian pemerintah terhadap pengembangan desa wisata ,sebagai usaha untuk mengentaskan kemiskinan di desa.
Hal ini disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat peresmian Kampung Flori, Pangukan, Tridadi, Sleman, Yogyakarta (29/4).
Hadir dalam peluncuran Kampung Flory, Bupati Sleman Sri Purnomo,Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Budi Hanoto menyerahan bantuan Program Sosial BI yang menggandeng Bank BRI,Bank BNI, Bank BPD DY, Bank Mandiri.
Menurutnya, pengelolaan kampung Flori, hendaknya dilakukan secara profesional, mekanisme,organesasi dan manajeman secara baik.Sehingga bantuan yang besar untuk pengembangan kampung flori betul-betul bermanfaat bagi pengembangan ekonomi desa.
Tumbuhnya desa-desa mandiri dan berbudaya. Karena dengan cara pemberdayaan akan mengurangi kemiskinan di desa.” ungkap Sultan.
Sementara, Sudihartono maupun Redy, dalam keterangan menyatakan kawasan sejuk yang pada awalnya tidak pernah ada yang melirik, bahkan kawasan yang semula berupa persawahan,tegalan dan jalannya sulit diakses.Kawasan seluas 4,5 hektar berada tidak jauh dari Sungai Bedog.
Setelah disulap kawasan di dua desa Tridadi dan Tlogoadi,dilengkapi fasilitas Zona Taruna Tani Flory,Show room Tanaman, Pelatihan kunjungan edukasi, Kolam renang, Green house produksi tanaman,Kuliner Iwak kalen. Zona Agro Buah, Embung Mesem, Spot selfie berbayar Taman Lotus.
Taman Tabulapot, Permainan tradisionil, kuliner pasar nDeli Kali Bedog, Zona Bali nDesa meliputi, Kuliner Bali nDeso, Tradisional dan Nuansa Alam,Home Stay, Omah Dolanan Anak. Aniek Sri Wahyani
Menurutnya, bagaimana menerjuni di desa-desa untuk tumbuhnya kemandirian masyarakat dan berbudaya ,berbudaya itu dana keistimewaan masuk di setiap desa, kami coba membantu aktivitas masayarakat tidak hanya dibidang wisata,desa yang tidak ada airnya, yang kebetulan desa memiliki sumber mata air mendapat bantuan pamdes desa.
Lima tahun lalu 4 desa, sekarang sudah mencapai 894 kelompok pamdes di desa.Dimana yang punya air bersih atau mata air, membangun jaringan di desa sehingga di desa belum menikmati air bersih bisa menikmati air bersih.
Berharap, tidak mungkin pam Kabupaten dengan cepat memberikan saluran air ke desa-desa,karena investasi mahal, dengan pamdes harga yang menentukan masyarakat, punya kesepakatan dari desa.
Sementara dana bantuan dari Jepang 70 miliar di Baron bukan dikelola Kabupaten,namun dikelola pamdes karena kondisi struktur geografis berat, sehingga investasi air bersih mahal.
Masyarakat menikmati air satu tangki 5 meter kubik harganya Rp 100 ribu, kebutuhan setiap keluarga 10 meter kubik sehingga Rp 200 ribu lebih.
Namun dengan penyediaan air minum desa meski harga 4500 /meter kubik, jika kebutuhan keluarga 10 meter kubik, toh masih sangat murah dibandingkan harus membeli lewat tangki.
Sehingga dengan 4500 berdasarkan kesepakatan warga masyarakat ternyata mampu, tapi mengurangi pembelian dari tangki jika lewat pam milik kabupaten hanya 1500 meter kubik. Jelas subsidi terlalu besar, sehingga mestinya tidak perlu subsidi. ‘sant
Video Terkait
- 30 April 2018 Mantan Kepala desa Semoyo Patuk Gunungkidul Purwa Tutup Usia 'Tinggalan Yang di Kenang Warga Memindahkan Kantor Balai Desa
- Di Padukuhan Salam Patuk TNI AU, Berjoget Meriahkan Acara Proyek 1000 Rumah
- Korem 072/Pmk Pembinaan ‘KBT Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Menjaga NKRI
- Pengukuhan DPW Komisi Pengawasan Korupsi Tipikor DIY ‘2018-2023 Terbentuk
- Jadilah Tuan Di Negeri Sendiri, NKRI Didirikan Dikuasai Bumiputera”
- APBDES Wukirsari Imogiri tahun 2018 Di Pajang 'Desa Ini Mulai Terbuka ' Penyelenggara Desa Tak Jujur Kena Tipikor
- Warga Semoyo Patuk Berharap Jalan Rusak Parah Ojo Mung Nggo Uncal Uncalan