Kembali Ke Index Video


Sultan Resmikan Kampung Flory Menggali Potensi, Menuju Desa Mandiri

Selasa, 1 Mei 2018 | 21:32 WIB
Dibaca: 2026
Sultan Resmikan Kampung Flory   Menggali Potensi, Menuju Desa Mandiri
SULTAN HB X SIMBOLIS TANAM POHON

Sleman-media online warta digital pastvnews.com, dengan  ditandai penanaman  pohon kelengkeng merah dan penandan tangan prasasti oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kampung  Flory yang terletak di  Pangukan, Tridadi, Sleman diresmikan.

Dalam sambutan Sri  Sultan  HB X mengatakan,besar perhatian pemerintah terhadap pengembangan  desa wisata ,sebagai  usaha untuk mengentaskan kemiskinan di desa.

Hal ini disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono  X, saat peresmian Kampung  Flori, Pangukan, Tridadi, Sleman, Yogyakarta (29/4).

Hadir dalam peluncuran Kampung Flory, Bupati Sleman Sri Purnomo,Kepala Perwakilan  Bank  Indonesia DIY Budi Hanoto menyerahan  bantuan Program Sosial  BI yang menggandeng Bank BRI,Bank BNI, Bank BPD DY, Bank Mandiri.

Menurutnya, pengelolaan kampung  Flori, hendaknya dilakukan secara profesional, mekanisme,organesasi dan manajeman  secara baik.Sehingga  bantuan yang besar untuk pengembangan kampung flori betul-betul bermanfaat bagi pengembangan ekonomi desa.

Tumbuhnya desa-desa   mandiri  dan berbudaya. Karena dengan  cara pemberdayaan akan mengurangi kemiskinan di desa.” ungkap Sultan.

Sementara,  Sudihartono maupun Redy, dalam  keterangan menyatakan kawasan sejuk yang pada  awalnya tidak pernah ada yang melirik, bahkan kawasan yang semula berupa  persawahan,tegalan dan jalannya sulit  diakses.Kawasan seluas 4,5 hektar  berada tidak jauh dari Sungai Bedog.

Setelah disulap  kawasan di dua  desa  Tridadi dan Tlogoadi,dilengkapi fasilitas Zona  Taruna Tani  Flory,Show room Tanaman, Pelatihan kunjungan edukasi, Kolam renang, Green house produksi tanaman,Kuliner Iwak kalen. Zona Agro Buah, Embung Mesem, Spot  selfie berbayar Taman Lotus.

Taman  Tabulapot, Permainan tradisionil, kuliner pasar nDeli Kali Bedog, Zona Bali nDesa meliputi,  Kuliner Bali nDeso, Tradisional dan  Nuansa Alam,Home Stay, Omah  Dolanan Anak. Aniek Sri Wahyani

Menurutnya, bagaimana menerjuni di desa-desa untuk tumbuhnya  kemandirian masyarakat dan berbudaya ,berbudaya itu  dana keistimewaan masuk di setiap  desa,  kami coba membantu aktivitas masayarakat tidak hanya dibidang wisata,desa yang tidak ada airnya, yang kebetulan desa memiliki sumber mata air mendapat  bantuan pamdes desa.

Lima tahun lalu    4 desa, sekarang sudah mencapai 894 kelompok pamdes di desa.Dimana yang punya air bersih atau mata air, membangun jaringan di desa sehingga di desa belum menikmati air bersih bisa menikmati air bersih.

Berharap,  tidak mungkin pam Kabupaten dengan cepat memberikan saluran air ke desa-desa,karena investasi mahal, dengan pamdes  harga yang menentukan  masyarakat,  punya kesepakatan dari desa.

Sementara  dana bantuan dari  Jepang 70 miliar di Baron bukan dikelola Kabupaten,namun dikelola  pamdes karena  kondisi struktur geografis berat, sehingga investasi air bersih mahal.

Masyarakat menikmati  air satu tangki 5 meter kubik harganya Rp 100 ribu, kebutuhan setiap keluarga 10 meter kubik sehingga  Rp 200 ribu lebih.

Namun  dengan penyediaan air  minum desa   meski  harga  4500 /meter kubik,  jika kebutuhan keluarga  10 meter kubik, toh masih sangat murah dibandingkan harus membeli lewat tangki.

Sehingga   dengan 4500   berdasarkan kesepakatan warga masyarakat ternyata mampu, tapi mengurangi pembelian dari tangki jika lewat pam milik kabupaten  hanya  1500 meter kubik. Jelas subsidi terlalu besar, sehingga  mestinya tidak perlu   subsidi. ‘sant


Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi