Kembali Ke Index Video


Bisa Panen Singkong Petani Gunungkidul Tersenyum

Senin, 22 Agustus 2016 | 14:00 WIB
Dibaca: 2341
Bisa Panen Singkong  Petani Gunungkidul Tersenyum
dok foto panen singkong di ladang Gunungkidul

Semanu - Pastvnews.com – Dengan situasi musim yang tidak menentu ini tadinya para petani sudah mulai resah, karena seharusnya sudah musim kemarau petani bisa panen singkog/ketela,tetapi dengan perubahan cuaca yang tidak menentu dan masih seringnya turun hujan, maka para petani tidak bisa memanen singkongya.

Namun demikian sudah beberapa hari ini terlihat terang tidak hujan, maka panen singkong tengah dimulai di sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul. Para petani ladang secara serempak memanen tanaman singkongnya sambil menyiapkan lahan untuk menyongsong musim tanam pertama (MH-1) kelak.

Hasil panenanya pun cukup melimpah dan besar-besar, dimungkinkan karena masih dampak dari abu Gunung Kelud pada tahun yang lalu.

Menurut Tuginem,(54), warga Dusun Ngropak, Cuelo, Semanu, Minggu,20/08/2016, mengatakan, terjadinya hujan abu Gunung Kelud beberapa tahun lalu yang menyelimuti Gunungkidul, juga berdampak positif terhadap pertanian. Tanaman dari kacang dan singkong hasilnya cukup bagus, apalagi singkong tahun ini rata-rata  sangat bagus hasilnya.

“untuk singkong memang bagus sekali hasilnya, mas,”ujar ibu berputra 4 ini, Sementara Tukijo(60), warga Tugu, Suberejo, Semin, mengatakan yang sama, kalau hasil panen saat ini cukup bagus, hanya saja kemarin mulai resah karena cuaca tidak menentu, terjadi hujan terus, sehingga ada singkong yang seharusnya sudah dipanen belum bisa dipanen, akibatnya singkong ada yang busuk sebelum dipanen.

“sudah beberapa hari ini kita bisa panen, mudah-mudahan masih terus ada panas,” harap Tukijo, Minggu, 20/08/2016, siang.

Kalau ada panas terus, lanjut Tukijo, masyarakat biasanya ada yang menjual singkong yang masih dipohonya, bukan dijual dalam wujud gaplek, karena bisa menghemat waktu juga tenaga, walaupun memang harganya jauh lebih murah. Satu kilo singkong dihargai Rp 700,- sampai Rp. 900,-, tetapi kalau dijual gaplek kering bisa dua kali lipatnya, bahkan bisa lebih, bisa dilihat dari kwalitas gapleknya.

“Kalau cuaca panas terus, banyak masyarakat yang langsung menjual singkong di tegalanya( ladang), tetapi kalau cuacanya masih hujan terus ya, tengkulak tidak berani untuk membeli, karena akan rugi,” tutup Tukijo.

Sementara itu, singkong  yang  dikembangkan para petani di Wilayah Gunungkidul, dalam rangka mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Republik Indonesaia Joko Widodo.

Seperti yang sudah diungkapkan Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi beberapa waktu yang lalu di Beji, Patuk, Gunungkidul, bahwa swasembada pangan harus didukung oleh jenis tenaman lain selain padi. Pihaknya telah mendorong para petani untuk mulai menanam singkong.

“Guna mendukung swasembada pangan, singkong merupakan tanaman yang mudah ditanam apalagi dikawasan Gunungkidul dan ini sangat cocok dikembangkan,”  ungkapnya

Selain untuk mendukung program swasembada pangan, juga dinilai sangat menguntungkan pagi para petani untuk dijual. Singkong Gunungkidul sangatlah terkenal diberbagai industri, selain hasil panennya besar-besar juga kwalitas singkong pun sangatlah baik.

“Singkong di Gunungkidul sangat terkenal dan memiliki kwalitas yang baik, banyak industri yang menginginkan singkong dari daerah Gunungkidul,” tutupnya. W. Joko Narendro

 




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi