Rakorda-Bkkbn DIY Harapan-Hidup-Manusia-Boming Lansia
Selasa, 28 Februari 2017 | 23:12 WIBMedia warta digital pastvnews.com, pembangunan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) tahun 2015-2019 menitik beratkan pada membangunan Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah, desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
Program KKBPK harus memprioritaskan wilayah dengan kriteria daerah miskin, padat penduduk,nelayan,wilayah kumuh perkotan, daerah tertinggal dan wilayah perbatasan agar penduduk dapat merasakan manfaat KKBPK secara langsung.
Demikian dalam sambutan tertulis Kepala BKKBN Surya Candra Surapaty , yang dibacakan Kepala BKKBN Perwakilan DIY Drs. Aan Jumhana Mulyana, M.Si dalam RAKORDA Program : Dengan Program KKBPK Kita Tingkatkan Kualitas Manusia yang Memiliki Karakter Bangsa Dalam Kerangka NKRI.
Rakorda yag berlangsung di Hotel Inn Garuda mengambil tema : “Dengan Program KKBPK Kita Tingkatkan Kualitas Manusia yang Memilii Karakter Bangsa dalam Kerangka NKRI” diikuti sejumlah undangan, Bupati/Walikota se- DIY,TNI/Polri,FORKOPIDA,Pengurus Koalisi Kependudukan,Mitra kerja-LSOM,ormas Mahasiswa/Pemuda, ormas berbasis keagamaan,organisasi profesi dan tokoh masyarakat.
Dalam laporannya, dikatakan Pelaksanaan Program dan Kegiatan di Kampung KB triwulan IV tahun 2016, kampung KB telah dicanangkan sebanyak 487 dari 514 kabupaten dan kota (95%) di Indonesia.
Di Daerah Isimewa Yogyakarta sebanyak 5 dari 5 kabupaten dan kota telah dicanangkan Kampung KB.” kata Aan. Program KKBPK mendukung Cita ke-5. yakni Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Pelayanan keluarga berencana diberikan sepanjang siklus usia reproduksi.Dikatakan, prasarat utuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia dengan mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
Sementara Gubernur DIY dalam sambutannya, menyatakan Program KB Nasional telah tertuang dalam RPJMN 2014-2019 yang mengamanahkan BKKBN bertanggung jawab tercapainya Program Kependudukan,Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Salah satu indikatornya, angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR), dimana target nasional tahun 2019 mencapai 2,28 anak per wanita usia subur.” Tinggi rendahnya angka TFR dipengaruhi oleh lima factor, usia kawin pertama,pemakaian kontrasepsi, lma menyusui, ekslusif,aborsi dan sterelitas.” Ungkap Sultan.
Dikatakan, hasil Susesnas DIY memiliki angka TFR terendah, 1,82, sudah berada dibawa target nasional 2019 yang 2,28,artinya setia peremuan 15-49 tahunn di DIY pada tahu 2015 masimum memeiliki 2 anak. FR tetinggi Provnsi NTT, dengan TFR 3,33. Selain itu DIY bersama DKI,Bali,Kalimantan Timur dan Papua menunjukkan kondisi anomaly dengan rendahnya angka prevalensi kontrasepsi.
Pertumbuhan penduduk sebesar 100 juta dalam kurun 50 tahun yang bersamaan bonus demografi dalam kurun waktu 2020-2030. Di samping itu, keberhasilan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan hidup.Persinggungan pertumbuhan lansia dan usia muda perlu diantisipasi,karena membawa implikasi pada tingkat dependency ratio yang terkait keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
Faktanya Indonesia menghadapi penduduk berusia setengah produktif, atau tidak produktif sama sekali. “ Karena pertumbuhan lansia di Indonesia lebih cepat dibanding negara negara lain, Indonesia pada abad 21 dipekirkan mengaami booming lansia pada dua dekade awal abad 21 yng berlanjut bersamaan dengan periode Bonus Demografi.” tandas Sultan.isan/lanjar
Video Terkait
- Rakorda-Bkkbn DIY Harapan-Hidup-Manusia-Boming Lansia
- Pameran dan Musyawarah Agung Perkerisan Berakhir Ini Pengurusnya Hingga Tahun 2021
- Musyawarah senopati nusantara tampilkan keris koleksi zaman kerajaan mataram kuno
- KEBAKARAN TOKO BATIK KERUGIAN RATUSAN JUTA RUPIAH
- Asiknya burung puter bisa asah asih dengan burung perkutut Bisa juga buat ATM lohh
- Pilkada Kota-Jogja 2017 Kubu Paslon Haryadi Heroe Purwadi Unggul Di 7 Kecamatan
- Kunci sukses mengelola desa wisata ada di management