Kembali Ke Index Video


Memedi Sawah Sebagai Media Belajar Kearifan Petani

Senin, 5 September 2016 | 09:37 WIB
Dibaca: 3143
Memedi  Sawah Sebagai Media Belajar Kearifan Petani
MEMEDI SWAH CANDRAN 1 SEPTEMBER 2016

Imogiri-media pastvnews.com, Padi telah menguning pertanda musim panen hampir tiba. Dan desir angin yang meniup ribuan batang padi itu seakan menyanyikan sebuah tembang menambah kesyahduan alam pedesaan. Sehingga bulak Candra terkenal akan kesuburannya ini semakin berwarna.

Namun sayang kesyahduan itu sering terusik manakala ratusan burung datang, menyerang tanaman padi, menserabut bulir-bulir padi yang sudah menguning tersebut. Melihat bulir-bulir padi mulai terkikis karena dimakan ratusan burung pipit, membuat resah pak tani. Untuk menjaga agar padi tidak habis dimakan burung, pak tani pun kemudian membuat orang-orangan sawah.

Langkah pak tani dengan memasang orang-orangan sawah ternyata merupakan langkah jitu untuk mengurangi serangan hama burung. Semenjak ada orang-orangan sawah, padi yang menguning pun aman dari gangguan burung pipit. Sehingga hasil panen tetap melimpah.

Orang-orangan sawah atau bagi masyarakat Candran Kebonagung Imogiri disebut sebagai memedi sawah awalnya hanya sekedar untuk “mengantikan” petani yang tidak bisa menunggu seharian padinya yang menguning.

Sebab jika ditunggu dipastikan panen akan mengalami kegagalan. Namun seiring perjalanan waktu, karena orang-orangan sawah dinilai efektif mengalau burung, setiap menjelang panen para petani dusun Candran selalu membuat dan memasang orang-orangan sawah.

Untuk melestarikan budaya tersebut Museum Tani Jawa Indonesia kembali mengelar Festival Memedi Sawah. Belasan orang-orangan sawah dari berbagai bentuk dan ukuran, dipasang disela-sela pematang sawah, dengan harapan burung-burung yang akan makan padi menjadi takut.

Menurut Kepala Museum Tani Jawa Indonesia, Kristya Bintara gelaran festival memedi sawah ini diharapkan dapat memacu generasi muda untuk belajar pada kearifan para orangtua dulu yang tetap memberikan hak hidup mahluk lain. Di mana orangtua dulu tidak mau menyakiti atau membunuh burung-burung pipit meski telah memakan padinya.

‘Dengan orang-orangan sawah, dengan sendirinya burung-burung itu akan mencari tempat atau sumber makan lainnya sehingga padi yang siap panen tetap aman dari serangan burung” imbuhnya. anjar




Video Terkait


Tidak Ada Komentar

Tinggalkan Komentar


*) Wajib Diisi